Rapor Merah Partai Islam yang Berlindung pada Sekularisme

  • Bagikan
Siti Maisaroh (MAHASISWA UM.Buton).Foto Ist

Sosok kontroversial Ahok yang sedang di kecam banyak kalangan karena penghinaannya terhadap kitab suci Al Qur’an telah menuai angka wahid untuk diperbincangkan. Ahok   menggandeng para pendukungnya yang pasti punya kepentingan bersama. Sungguh membuat tak habis pikir, saat partai Islam juga turut andil dalam menyatakan dukungan penuhnya kepada pemimpin kafir itu. Apakah karena toleransi, hingga akidah Islamnya digadaikan?

Duhai kaum muslimin, kini dunia bahkan negeri kaum muslim telah dikuasai oleh ideologi kufur dan prinsip-prinsip sekularisme dan kebebasan. Saat kaum muslim menangis karena harga diri, agama dan kemuliaannya dilecehkan, justru seorang pemimpin atau partai Islam yang seharusnya menjadi tempat masyarakat muslim dan ulama bernaung yakni Ketua umum partai persatuan pembangunan (PPP) Djan Faridz, telah secara resmi memutuskan dukungan pada pilkada DKI 2017 nanti ke pasangan Ahok-Djarot yang sebelumnya telah diusung PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem. (sumber: Eramuslim.com,13/10/16). Sunguh memeras hati!

Bukankah sebuah partai Islam harus berdiri diatas pemikiran dan metode yang berdasarkan pada Islam. Tentunya Islam dengan seperangkat aturannya yang sempurna dan menyeluruh di setiap aspek kehidupan. Tapi inilah yang terjadi, ketika paham sekularisme telah mendominasi seluruh elemen negeri muslim ini. Islam dibungkam dari permukaan politik, Islam hanya hadir saat mengatur urusan hamba dengan Tuhannya. Akidah Islam tidak dijadikan sebagai asas partainya, melainkan hanya ada sebagai slogan untuk meraih simpati dan suara rakyat mayoritas. Hingga jika ada sebuah kepentingan yang harus mengorbankan akidah, hal itu tidak mengapa dan dianggap bukan masalah. Hasilnya, rakyat yang sudah menaruh kepercayaan, kecewa dan patah semangat perjuangannya. 

Coba kita merenungi vokal lantang Buya Hamka sejenak “reaksi orang-orang kafir ketika umat Islam sholat masih dibiarkan, ketika umat Islam mengatur ekonomi mulai diawasi, tapi ketika berpolitik akan di hancurkan”. Paham sekularisme yakni pemisahan agama dari kehidupan telah membuat kaum muslim dinegeri ini malas memikirkan politik, bagaimana tidak. Politik dianggap sebagai urusan para elit kalangan politikus saja, masyarakat hanya khusu’ dan dibiarkan beribadah-ibadah ritual, fokus pada aktifitas diri pribadi, kaum kafir justru menguasainya disegala penjuru. Perekonomian, budaya, pendidikan sampai politik.  

Seperti perkataan terungkap dari pengamat politik Necmettin Erbakan “Muslim yang tak peduli politik, akan dipimpin oleh politikus yang tidak pedulikan kaum muslim”. Dan inilah yang terjadi di negeri ini bukan?

Kita sebagai masyarakat harus peka terhadap politik negeri ini. Fakta yang terjadi seharusnya membuat kita berpikir, mengapa bisa partai Islam yang bersimbolkan ka’bah suci kiblatnya kaum muslim itu, ketuanya mendukung kemenangan kafir Ahok sang penista agama dan ulama itu. Kita meski tahu, ideologi apa yang dipakai partai Islam itu. Karena sebuah partai yang berideologi Islam maka ia tidak akan melanggar ketentuan sumber aturan Islam yang hadir dari Allah.swt., termasuk mendukung orang kafir sebagai pemimpin. Karena jelas bahwa Ahok adalah kafir yang haram dijadikan pemimpin. 

Adalah sebuah kewajaran jika partai yang berstatus Islam tumbuh dalam naungan demokrasi-sekularisme, maka yang terjadi adalah penggadaian akidah. Padahal akidah adalah asas atau dasar yang sangat penting dan fundamental atas berdirinya sebuah partai. Inilah bukti bahwa Islam atau partainya tidak akan tumbuh dalam sistem yang rusak yakni kapitalis, yang ada justru menentang dan mencari solusi diluar zona parlemen. Namun, dengan munculnya fakta bahwa partai Islam menggadaikan akidahnya demi kepentingan politik, ini membuktikan bahwa partai itu telah gagal untuk mencapai tujuannya. Ketidak murnian pemikiran yang mendasari partai/organisasi itulah sebabnya.

 Dalam buku Pembentukan Partai Politik Islam yang ditulis oleh syekh Taqiyuddin an-Nabhani, beliau menjelaskan bahwa mengenai aspek fikrah dan thariqah yang menjadi sebab kegagalan gerakan-gerakan tersebut, hal ini tampak jelas pada kekeliruan falsafah (ide dasar). Gerakan-gerakan tersebut ada yang berupa gerakan Islam. Pada aktifitas gerakan Islam, mendakwahkan Islam dalam bentuk yang masih terlalu global atau umum. Mereka mencoba menginterprestasikan Islam agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada saat itu, atau menyesuaikan Islam agar cocok dengan peraturan-peraturan selain Islam, sehingga Islam seolah-olah sesuai dengan hal tersebut. Dengan demikian, penakwilan seperti itu akhirnya akan menjadi legitimasi untuk mempertahankan kondisi yang ada atau untuk mengambil peraturan selain Islam. 

Sangat sederhana untuk dilakukan kajian pada partai Islam yang kita maksud bersama. Bahwa partai tersebut telah gagal mencapai tujuannya sebagai partai Islam. Hal demikian sangat wajar karena sistem sekularisme negeri inilah yang melahirkannya, yakni partai Islam tetapi asas mendasar yang membangun partainya bukan pemikiran Islam. Olehnya, rapor merah sudah kita sepakati bersama sebagai hasil akan kinerja partai Islam itu dan sebagai hadiah atas kegagalannya. 

Duhai kaum muslim, tidak layak kita berharap setitik kebaikanpun pada sistem Kapitalisme negeri ini, apalagi berharap Islam menjadi rahmat. Karena  sistem yang kotor tidak akan melahirkan gerakan baik partai maupun organisasi sahih seperti yang kita harapkan. Yang ada hanya slogan dan bualan partai yang kabur alias tidak diketahui maksud dan cara untuk mewujudkannya. 

Jadi, marilah kita berjuang untuk menyatukan kekuatan bersama seluruh masyarakat. Cukup sudah kita terlalu banyak berharap pada partai Islam sekalipun, selama masih berlindung pada sistem sekularisme. Islam rahmatan lil ‘Alamin tidak akan terwujud dalam sistem yang mencampakan Islam itu sendiri. Tetapi akan terwujud jika aturan Islam diterapkan secara menyeluruh. Bergabunglah dengan partai ideologis yang menyerukan tegaknya syari’ah Islam dalam naungan khilafah (negara Islam). Waallahu a’lamu bishowab. 

Penulis:  Siti Maisaroh (MAHASISWA UM.Buton)

alamat: Baubau, jl. Wa Ode Wau no. 51
no HP: 0852 4100 7457 
  • Bagikan