Ratusan Warga Napabhalano Demo Tolak PT Seleraya Agri

  • Bagikan
Aksi demonstrasi ratusan masyarakat Kecamatan Napabhalano, Kabupaten Muna, Sultra di kator Bupati Muna, Senin (29/1/2018). (Foto: La Ode Alim/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Ratusan Masyarakat Napabhalano melakukan aksi demonstrasi di kantor Bupati Muna, terkait penyelesaian konflik lahan yang melibatkan PT Seleraya Agri, Senin (29/1/2018). Masyarakat menolak kehadiran perusahaan yang ingin melakukan penanaman bibit pohon jati dengan segala bentuk tawaran kerja sama yang dianggap merugikan kesejahteraan rakyat.

“Alasan masyarakat Kecamatan Napabhalano menolak PT Seleraya Agri pertama, masyarakat terus bertambah sehingga membutuhkan tempat perluasan pemukiman yang sudah semakin padat dan mencari ekonomi bertani. Kedua, kami tidak ingin dijadikan budak di tanah kelahiran sendiri dengan mendapat upah kerja 18 ribu rupiah per hari per hektar dan bagi hasil 93 juta rupiah untuk jangka waktu 10 sampai 15 tahun,” kata Koordinator Lapangan Aksi, Sardin Soleman kepada SultraKini.Com, Senin (29/1/2018) di kantor Bupati Muna.

Menurutnya, Kecamatan Napabhalano bagian timur berbatasan dengan laut, barat dengan laut, utara dengan laut hanya sebelah selatan kecamatan ini masih memiliki daratan. Sehingga sisa daratan itu diperjuangkan masyarakat untuk permukiman mereka kedepannya.

Disatu sisi, mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah nelayan dan petani. Semakin sempitnya lahan, diperkirakan akan mempengaruhi penghasilan mereka kedepannya. Apalagi lahan mereka sejak 2003 dimanfaatkan untuk sektor pertanian guna mencukupi kebutuhan hidup. Termasuk biaya sekolah anak mereka sampai ke perguruna tinggi.

“Jika kita  tidak perjuangkan, kedepannya generasi kita mau tinggal dimana? Tidak mungkin di laut,” tambah Sardin yang juga Ketua Forum Pemerhati Masyarakat.

Ketua Kesatuan Pelajar dan Mahasiswa Napabhalano Raya, LM. Aminuddin Putra menambahkan aksi penolakkan PT Seleraya Agri akan mereka perjuangkan dengan menuntut Pemerintah Daerah Muna memberhentikkan aktivitas perusahaan di daerah mereka, menolak izin PT Seleraya Agri di Kecamatan Napabhalano, dan meminta pemerintah setempat membentuk tim khusus untuk menyelesaikan konflik lahan tersebut.

“Kami sebagai generasi muda akan menjadi barisan terdepan dalam melawan ketidakadilan dan penyengsaraan masyarakat, terkhusus Kecamatan Napabhalano. Kami tidak mengingin PT Seleraya Agri sebab hanya akan menyengsarakan,” ujar Aminuddin.

Laporan: La Ode Alim

  • Bagikan