Rezeki di Tengah Banjir Konut, Pemdes Sambandete Tetapkan Tarif Penyeberangan Kendaraan

  • Bagikan
Rakit warga di tengah banjir Konut. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KONAWE UTARA – Banjir yang masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara mengakibatkan beberapa ruas jalan trans Sulawesi tergenang air. Di tengah musibah tersebut, justru menjadi lahan rezeki bagi masyarakat setempat.

Sejumlah ruas jalan trans Sulawesi tergenang air akibat banjir beberapa hari terakhir. Kondisi ini membuat kendaraan roda dua maupun roda empat kesulitan melintasi jalur itu.

Pantauan Sultrakini.com, jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Sultra-Sulawesi Tengah sulit dilalui kendaraan, tepatnya di Desa Polora, Kecamatan Langgikima dan Desa Sambandete, Kecamatan Oheo.

Oleh masyarakat setempat, rakit dibuat demi memudahkan kendaraan berlalu lintas. Tarif rakit penyeberangan terbuat dari kayu itu ternyata juga ditetapkan oleh Pemerintah Desa Sambandete melalui SK Nomor: 07/DSB/V/2020 tentang Tata Kelola Penyebrangan Rakit.

Menurut Kades Sambandete, Idrus, SK yang dibuatnya itu untuk menertibkan pemilik rakit agar tidak terjadi pungutan liar kepada para pengendara, khusus di desa tersebut. Pemdes Sambandete mengambil langkah strategis dalam hal menertibkan pemilik rakit warga, yaitu membuat satu aturan terkait dengan besaran pungutan kepada pengendara roda dua maupun roda empat sehingga tidak terbebani.

“Kami berharap di tengah musibah ini tidak dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab dengan memberikan tarif yang begitu mahal kepada pengendara yang akan melintas, sehingga adanya aturan tersebut diharapkan mampu menekan pungutan liar,” jelas Idrus, Minggu (21/6/2020).

Rakit warga di tengah banjir Konut. (Foto: Ist)

Sementara itu, Indra salah seorang pemilik rakit mengatakan, jika tarif yang disepakati oleh Pemdes Sambandete bervariasi. “Pajero, Fortuner, Strada Hilux 500 ribu. Mobil Avanza dan sejenisnya 350 ribu, sedangkan kendaraan roda dua 50 ribu. Tapi ada juga kami kasih menyeberang tidak ada kasian uangnya,” ucapnya.

Sedangkan Fikri, pengendara roda empat mengaku banjir yang melanda Konut di 2019 bahkan biayanya mencapai Rp 1 juta per mobil untuk sekali menyeberang.

“Mendingan mi tahun ini biaya penyeberangan dari pada tahun lalu, saya waktu mau ke Kendari dari Sulteng mahal sekali. Mudah-mudahan kasian kalau ada mi aturan itu jadi pemilik rakit tidak semaunya naikkan harga,” terangnya.

Selain ruas jalan tran Sulawesi yang terputus akibat banjir. Rumah warga di Desa Laronanga, Kecamatan Andowia dan Desa Puuwanggudu, Kecamatan Asera mulai terendam air. (B)

Laporan: Aripin Lapotende
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan