RSUD Buton Siap Menuju Rumah Sakit Berskala Internasional

  • Bagikan
Foto bersama usai acara syukuran RSUD Buton atas kelulusannya mendapatkan akreditasi madya dari KARS, Senin (5/8/2019) (Foto: La Ode Ali/SULTRAKINI.COM)
Foto bersama usai acara syukuran RSUD Buton atas kelulusannya mendapatkan akreditasi madya dari KARS, Senin (5/8/2019) (Foto: La Ode Ali/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUTON – Setelah dinyatakan lulus Akreditas Madya dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton, bersiap menuju rumah sakit berskala internasional.

Direktur RSUD Buton, dr. Ramli Code, mengatakan untuk bisa menjadi rumah sakit berskala internasional, maka harus mendapatkan status paripurna dari KARS. Sebab, saat ini RSUD Buton baru mendapatkan bintang tiga atau akreditasi madya.

“Kita harus lulus dulu paripurna, kalo sudah bintang lima, sekarangkan kita baru bintang tiga,” kata Ramli Code di Pasarwajo usai acara syukuran RSUD Buton karena telah lulus kreditasi madya, Senin (5/8/2019).

Namun sebelum itu lanjut Ramli Code, pihaknya masih terus berupaya agar mendapatkan status paripurna atau bintang lima dari KARS yang ditargetkan bisa tercapai tahun 2020 mendatang.

“Setelah nanti kita lulus paripurna, kemudian kita komunikasikan ke pak bupati, apakah beliau mempunyai visi menjadikan rumah sakit Buton ini menjadi rumah sakit berskala internasional atau tidak?,” kata Ramli dengan nada tanya.

Dijelaskan Ramli, agar bisa lulus paripurna, pihaknya harus mencapai angka di atas 90 persen dari 15 kriteria atau BAB yang menjadi syarat kelulusan dari KARS.

“Jadi ada 15 BAB, 5 BAB untuk managemen direktur, 5 BAB untuk dokter, dan 5 BAB untuk perawat, semuanya harus lulus di atas 90 persen,” jelasnya.

Diakuinya, bahwa pada proses akreditasi yang dilakukan oleh KARS dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Persoalan yang didapatkan adalah belum adanya kebiasaan dokter dan perawat memperkenalkan diri kepada pasien ataupun keluarga pasien saat melakukan pelayanan.

“Yang banyak kita itu masalah prilaku, padahal setiap pasien dan keluarganya itu harus tau siapa nama dokter dan perawat yang merawatnya, kita di sini belum biasa memperkenalkan diri. Selain itu, obat belum sepenuhnya tersedia di apotek, dan seharusnya pelayanan di UGD itu 24 jam dengan respontime kurang dari lima menit sudah harus ditangani,” beber Ramli Code.

Sebagai informasi, acara syukuran tersebut turut dihadiri Bupati Buton La Bakry, Kapolres Buton AKBP Andi Herman, Kajari Buton Wiranto, dan pejabat serta kepala OPD lingkup Pemda Buton.

Laporan: La Ode Ali
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan