Sail Karimata dan Wonderful Sail 2 Indonesia Dipromosikan di Auckland

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: AUCKLAND – Misi promosi wisata yacht tim Kementerian Pariwisata di Auckland, Selandia Baru, 24 Juni 2016, dibuka dengan ajakan berlayar ke Indonesia. Dua even sailing tingkat dunia, Sail Karimata dan Wonderful Sail 2 Indonesia, menjadi pemikatnya. “Silahkan berlayar ke negara kepulauan terbesar di dunia. Kami punya Sail Karimata dan Wonderful Sail 2 Indonesia,” ajak pengamat kemaritiman, Raymond Lesmana di hadapan komunitas Royal New Zealand Yacht Squadron, Auckland.

Ajakan wisata yacht lewat dua even besar tadi terbilang sangat efektif. Maklum, Royal New Zealand Yacht Squadron, Auckland, adalah komunitas yachter terbesar di Selandia Baru. Anggotanya datang dari berbagai penjuru dunia. Dan jumlah anggotanya mencapai 25.000 yachter.

Soal reputasi? Jangan ditanya lagi. Komunitas yacht ini sudah eksis sejak 1859. Beragam even rally hingga race level dunia tak pernah absen ‘disantap’ komunitas ini. Tak heran, kaum jetset dunia banyak yang menjadi membernya. Sejumlah sultan dan pangeran Timur Tengah juga ikutan menjadi member komunitas yang lokasinya tak jauh dari Auckland Harbour Bridge itu.

“Akan rugi besar bila tak ikut dua even besar tadi. Rangkaian acara Sail Karimata 2016 akan dikunjungi tak kurang dari 15.000 wisatawan, terdiri atas 5.000 wisatawan mancanegara dan 10.000 wisatawan dalam negeri. Pesertanya, bisa menjelajah empat provinsi sekaligus, Kalimantan Barat, Jambi, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau,” tambah Raymond.

Wonderful Sail 2 Indonesia malah lebih dahsyat lagi. Selama tiga bulan, peserta rally dapat berlayar di lokasi eksotis, dari timur hingga barat Indonesia. Dari Tual-Banda Neira-Namroli hingga Wanci di Wakatobi, semua bisa dijelajahi. “Wakatobi itu sekarang sudah ditetapkan sebagai salah satu kawasan 10 destinasi prioritas. Anda bisa menyaksikan atraksi lumba-lumba liar di sana,” pungkas Raymond.

Setelah Wanci, ada Lowoleba di Lembata – kawasan perairan yang merupakan lintasan paus – yang bakal dilintasi. Setelah itu, agenda berlayarnya dilanjutkan ke Adonara-Maumere-Maurole-Riung-Labuan Bajo. “Labuan Bajo juga kawasan destinasi prioritas. Ada binatang purba Komodo yang bisa dilihat di sana,” terang Raymond.

Dari Labuan Bajo, peserta akan digiring melintasi Lombok Utara, Lovina di Bali, hingga Karimun Jawa. Nah, saat sandar di Karimun Jawa, peserta akan diajak berpetualang mengunjungi candi Budha terbesar di dunia, Borobudur. “Lagi-lagi ini destinasi prioritas.Jadi, saat berlayar di Wonderful Sail 2 Indonesia, peserta bisa melihat tiga destinasi prioritas yang kelasnya sudah dunia. Silahkan buktikan kalau tidak percaya,” ucap Raymond.

Petualangan rally akbar ini akan diakhiri dengan menerabas ruteKumai-Ketapang-Sukadana-Pantai Parai-Penuba-Benan dan Tanjung Pinang.

Lantas bagaimana dengan izin visanya? Kebijakan Bebas Visa Kunjungan hanya memperbolehkan izin tinggal selama 30 hari di Indonesia. Dan jika menggunakanVisa on Arrival, batas waktunya hanya 60 hari. “Jangan khawatir, untuk para yachter, Indonesia sudah menyediakan social culture visa. Masa berlakunya 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Jadi para yachter bisa berpetualang selama enam bulan di Indonesia,” beber Raymond.

Pria berambut perak itu juga meyakinkan para yachter di Auckland bahwa saat ini, pengurusan izin masuk kapal layar sangat simpel. Kemudahan atau deregulasi Yacht sudah dilakukan Tim Percepatan Wisata Bahari di bawah komando mantan Menko Kemaritiman, Indroyono Soesilo. CAIT, untuk izin masuk yacht ke perairan Indonesia sudah disederhanakan. Tinggal klik http://yachters-indonesia.id dan mengisi form yang tersedia, para yachter sudah bisa masuk ke Indonesia. Dari tiga minggu, langsung dipangkas menjadi tiga jam.

“Ini adalah peraturan paling mudah di dunia. Klik http://yachters-indonesia.id, semuanya pasti beres. Sekarang 3 jam sudah dapat izin. Ke depan malah bisa 1 jam. Silahkan datang dan berlayar ke Indonesia,” ajak Raymond.

Biayanya? Dijamin murah. Yachter hanya dikenakan charge sebesar Rp 30.000. Tidak lebih dari 3 dolar New Zealand. Dengan beban biaya yang sangat ringan itu, para yachter sudah bisa menikmati Raja Ampat, kawasan snorkeling site terbaik dunia versi CNN. Bisa juga menikmati Labuan Bajo, peringkat dua dunia untuk kategori snorkeling site dunia versi CNN.

“Sekarang malah sudah ada Peraturan Presiden 105/2015 yang memayungi pengurusan dokumen CIQP (custom, immigration, quarantine, port) di 18 pelabuhan. Dan yacht bisa tetap stay di Indonesia selama tiga tahun,” pungkas Raymond.

Ke-18 pelabuhan yang dimaksud adalah Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Beno (Bali), Tenau (Kupang), serta Kumai (Kotawaringin Barat). Selain itu, Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak.

Bagaimana dengan respon komunitas Royal New Zealand Yacht Squadron?

 

“Saya hanya bisa bilang wow. Sekarang Indonesia sudah membuka diri lewat penyederhanaan aturan. Saya sangat merekomendasikan anggota kami untuk berlayar ke Indonesia. Alamnya indah, penduduknya ramah, dan yang lebih penting lagi, Indonesia bebas cyclone,” terang Commodore Royal New Zealand Yacht Squadron, Andy Anderson.

Dan tak hanya Andy yang memberi komentar. Anggota Royal New Zealand Yacht Squadron asal Auckland, Nathan Mitchell malah langsung membatalkan agenda berlayar ke Fiji. “Indonesia sepertinya sangat menarik. Saya putuskan Agustus nanti saya tidak jadi ke Fiji. Saya pilih berlayar ke Indonesia. Saya ingin masuk ke hutan. Lihat kehidupan satwa liar. Bahkan nanti saya akan ikut mengajar warga pedalaman yang ada di dalam hutan,”papar Nathan.

(Kemenpar RI)

  • Bagikan