SULTRAKINI.COM:WAKATOBI- Sarah (adat) Liya menggelar rapat bersama para pemuda dan masyarakat Liya. Rapat ini membahas pemetaan wilayah (kedie) sarah (adat) Liya dengan sarah Mandati dan sarah Kapota. Jumat (24/3/2017)
Rapat yang dipimpin langsung oleh meantu’u (kepala wilayah) Liya, La Ode Muhammad Ali yang di gelar Baruga (tempat musyawarah sarah Liya) dan dihadiri oleh puluhan perangkat sarah dan perwakilan dari lima desa yang masuk dalam wilayah sarah Liya yaitu desa Liya Togo, Liya Bahari Indah, Liya Mawi, Liya Onelangka dan Desa wisata Kolo ini, disepakati untuk mendorong pelaksanaan pemetaan wilaya adat Liya.
Meantu’u Liya, La Ode Muhammad Ali mengatakan pemetaan ini sangat penting agar bisa ditau pasti luas wilayah sarah Liya, “kalau sudah ada peta kan kita sudah bisa tau, wilayah kita sampai dimana” ungkapnya
Dikatakan La Ode persoalan tapal batas ini, sudah lama berlangsung namun hingga saat ini belum ada penyelesaian, sehingga dengan adanya pemetaan wilayah ini diharapkan bisa menyelesaikan persoalan tapal batas dengan sarah Mandati dan Kapota.
Ia pun meminta agar dalam pemetaan nanti harus dilipatkan parah ahli dan masyarakat setempat yang mengetahui pasti sejarah tapal batas, “Yang dimaksut ahli adalah warga yang sudah lama berkebun disekitar tapal batas, karena mereka mengetahui pasti tapal batasnya dimana.” Pintanya
Sementara menurut salah seorang pemuda Liya yang menginisiasi rapat tersebut, Aba Ahmad, dalam pemetaan ini bukan hanya melibatkan partisipasi masyarakat Liya raya namun juga akan mendatangkan ahli dari Jaringan Kerja pemetaan Partisipati (JKPP) untuk melatih masyarakat Liya bagaimana cara pemetaan.
“Mereka ini datang kesini membantu kita hingga proses pemetaan dengan sukarela, tampa meminta biaya.” Ucapnya
Namun untuk waktu pemetaan, kata Aba Ahmad kelima kepala desa yang ada di wilayah sarah Liya harus menyurat ke JKPP terkait permintaan untuk melakukan pemetaan.
