Sejumlah Dosen Mengabdi di Desa Torokeku Konsel, Atasi Masalah Lingkungan dan Kembangkan Komoditas Unggulan

  • Bagikan
Pengabdian kepada masyarakat melalui Program Kemitraan Wilayah (PKW) di Desa Torokeku, Jumat (24/7/2020). (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Torokeku, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Pengabdian kepada masyarakat melalui Program Kemitraan Wilayah (PKW) merupakan kegiatan yang didanai Dirjen Riset dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Ristek/BRIN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Program ini membawa sejumlah dosen, terdiri dari Iin Nurdiyanti Nurdin, Fajriah, dan Sri Fatma Sari dari UMK serta Suwarjoyo Wirayatno dari Universitas Halu Oleo ke Desa Torokeku.

Mengangkat tema Pengembangan Ekonomi Lokal (Pel) Berbasis “Eco Blue Sea”, pengabdian masyarakat di Desa Torokeku akan membantu masyarakat untuk menanggulangi persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan komoditas di desa setempat, khususnya permukiman nelayan Suku Bajo.

“Program kegiatan di tahun pertama ini lebih difokuskan pada masalah lingkungan Desa Torokeku dan sekitarnya. Hal ini penting mengingat masyarakat Desa Torokeku adalah masyarakat Suku Bajo yang bermukim di pinggir pantai. Laut yang selayaknya sebagai sumber kehidupan malah dijadikan sebagai tempat penampungan sampah,” jelas Suwarjoyo Wirayatno, Jumat (24/7/2020).

Tim PKW berinisiatif meminimalisir sampah atau limbah di kawasan tersebut dengan membuatkan Reduce, Recyle, Reuse (tripicon R). Alat ini adalah septitank atau tempat pembuangan tinja portable. Tujuannya mengurangi limbah yang berasal dari WC rumah penduduk. Selain memasang tripicon R, tim akan membudidayakan ulat maggot sebagai solusi mengurangi limbah rumah tangga atau sampah basah.

“Ulat maggot ini sekaligus menjadi pakan ikan yang dibudidayakan masyarakat setempat. Ulat maggot dibuatkan kandang penetasan dan kandang pembesaran yang dikerjakan oleh masyarakat secara gotong royong,” terangnya.

Adapun untuk mengatasi sampah plastik, tim PKW bersama Pemerintah Desa Torokeku menyiapkan tempat sampah terpisah antara sampah organik dengan anorganik.

Ditambahkan Kepala Desa Torokeku, Enteng, kehadiran tim PKW tidak hanya menanggulangi masalah lingkungan, tetapi ikut mengoptimalkan pemanfaatan komoditas utama desa, yakni rumput laut.

“Hal yang dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan pembuatan sabun organik rumput laut yang dibawakan oleh anggota tim Suwarjoyo Wirayatno. Berbahan dasar rumput laut dan bahan alami lainnya, produk sabun ini diharapkan menjadi produk lokal unggulan khas Desa Torokeku,” ucap Enteng.

Kedatangan tim PKW di Desa Torokeku disambut perwakilan Pemda Konawe Selatan Johan, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat. (C)

Laporan: Riswan
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan