Serbuk Gula Mano, Produk Asal Sultra yang Bakal Dipasarkan 2019

  • Bagikan
Tes organoleptik produk serbuk gula Mano di pelataran gedung Rektorat UHO, Jumat (3/8/2018). (Foto: Muslimin/SULTRAKINI.COM)
Tes organoleptik produk serbuk gula Mano di pelataran gedung Rektorat UHO, Jumat (3/8/2018). (Foto: Muslimin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Serbuk Gula Mano sedang dikembangkan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Produknya sedang dalam penelitian Prof. Usman Rianse bersama mahasiswa.

Produk Gula Mano (manisnya optimal) disebut sebagai minuman kaya antioksidan berbasis kearifan lokal masyarakat Sultra. Bahan dasar produk merupakan gula merah dari Sultra.

Tradisi masyarakat sering mengkonsumsi minuman berbahan dasar gula merah, serta tersedianya beberapa macam gula merah yang ada Sultra merupakan dasar lahirnya inovasi minuman berbasis kearifan lokal tersebut.

“Kita orang Sulawesi Tenggara sering jadikan gula merah sebagai minuman, biasanya dicampur dengan serai dan jahe. Disitulah saya mulai berpikir, kira-kira ini bisa tidak diteliti, kira-kira bagamana komposisinya sehingga bisa jadi minuman unggulan Sulawesi Tenggara, sekaligus produk unggulan Universitas Halu Oleo,” ucap Usman.

Peneliti hingga kini mengetes organoleptik produk tersebut dengan cara mempersilahkan konsumen mencicipi langsung produk yang dikombinasikan dengan bahan lainnya di pelataran gedung Rektorat UHO pada Jumat, 3 Agustus 2018.

Tes organoleptik, Serbuk Gula Mano disajikan dengan kombinasi sejumlah bahan lainnya, seperti serai, cengkeh, kayu manis, jahe putih, dan jahe merah. Dari sini, konsumen akan menilai kombinasi mana yang paling disukai untuk dikembangkan para peneliti.

“Kita lihat dari segi komposisi dan selera. Kita lihat dari warna, aroma, tekstur, dan rasa. Nanti mereka dikasih kesempatan untuk mencicipi tiga tahapan, komposisi a, komposisi b, dan c. Kita lihat mana yang paling dominan itulah nanti kita kembangkan untuk masyarakat. Ini kan kalau dia berhasil masyarakat bisa menanam bahan-bahan dasar,” jelasnya.

Produk minuman bubuk Gula Mano, rencananya akan dipasarkan awal 2019, setelah uji kemasan dan kepengurusan hak paten.

“Penelitian berbasis kewirausahaan, nanti akan mengarah ke kewirausahaan. Target tahun depan (2019) kita sudah pasarkan, diakhir tahun 2018 ini kita akan uji POM,” terangnya.

Prof. Usman Sianse (kelima dari kiri). (Foto: Muslimin/SULTRAKINI.COM)
Prof. Usman Sianse (kelima dari kiri). (Foto: Muslimin/SULTRAKINI.COM)

Usman menerangkan, ide serbuk Gula Mano berawal ketika dirinya terlibat di 300 peneliti nano pada 2010 hingga muncul inisiatifnya untuk meneliti berbagai jenis gula merah lokal dari Sultra.

“Ini sebenarnya penelitian berbasis kearifan lokal. Saya meneliti gula merah sejak tahun 2010, sudah enam tahun, empat tahun itu baru mulai fokus ke aren,” kata mantan rektor UHO ini.

Sejumlah mahasiswa dari beberapa fakultas di UHO juga dilibatkan dalam penelitian itu.

“Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan masyarakat, guru besar itu kok hanya bicara teori? Jadi sekarang kita bersama-sama temen-teman. Ini bukan hanya saya sendiri, timnya agak banyak ini, ada dari mahasiswa Teknologi Pangan, kita menggunakan lab sana, ada dari Antropologi, Sosek (sosial ekonomi), dan Agronomi,” tambahnya.

Laporan: Muslimin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan