SMPN 1 Kendari: Sejak Awal Ikuti UNBK, Tak Pernah Minta Sumbangan

  • Bagikan
Kepala SMP Negeri 1 Kendari, Mahdin. (Foto: Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – SMPN 1 Kendari sejak awal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tidak meminta sumbangan berupa uang pada orang tua siswa. Kekurangan sarana ujian ditutupi pihak sekolah dengan pengadaan komputer melalui pengajuan proposal, peminjaman leptop dari guru dan siswa atas persetujuan masing-masing.

Mengikuti UNBK perdana pada 2014, SMPN 1 Kendari melakukan peminjaman leptop kepada para guru dan siswa guna menutupi kekurangan atau digunakan sebagia cadangan ketika terjadi gangguan komputer saat ujian.

Menurut Kepala SMPN 1 Kendari, Mahdin, sejak awal mengikuti UNBK, sekolah tak terlalu kerepotan. Sebab umumnya para siswa telah memiliki leptop dan bersedia meminjamkannya selama proses ujian.

“Komputer pada awal UNBK tahun 2014 sekitar 50 unit dari yang dibutuhkan sekitar 100 unit. Solusi yang dilakukan seluruh laptop guru dipinjam ditambah dengan laptop para siswa,” kata Mahdin, Selasa (6/2/2018).

(Baca: SMPN 1 Kendari Kembali Mengikuti UNBK 2018)

Keikutsertaan UNBK berikutnya, lanjut dia, pihak sekolah mendapatkan bantuan dari kementerian berupa 24 unit komputer hasil dari pengajuan proposal.

“Bantuan komputer dari kementerian nanti tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 24 unit, tetapi tetap butuh pinjaman,” terang Mahdin.

UNBK tahun ajaran 2016-2017 ada penambahan komputer yang bersumber dari Biaya Operasional Sekolah (BOS) sebanyak lima unit komputer. Begitu juga ditahun ini, melalui dana BOS, penambahan komputer dengan jumlah yang sama kembali dilakukan untuk mencukupi perangkat di laboratorium sekolah.

“Dana BOS 2018 mendekati UNBK nanti akan menambah lima unit komputer lagi, target komputer untuk SMPN 1 Kendari yaitu satu banding tiga,” ucap Mahdin.

Terkait membebankan sumbangan dengan penentuan nominal kepada orang tua siswa untuk kebutuhan UNBK, dianggapnya tidak boleh. Sebab kekurangan selama UNBK bisa diantisipasi dengan pengajuan bantuan melalui proposal ke pusat, pemerintah setempat, peminjaman leptop guru dan siswa, serta bergabung dengan sekolah pelaksana UNBK.

“Sumbangan dibebankan ketika UNBK itu nda boleh, apalagi nominalnya ditentukan. Bisa kalau diluar UNBK,” ujarnya.

Laporan: Rifin

  • Bagikan