Soal Anggapan Tradisi Mosehe Bertentangan dengan Ajaran Islam, Masyarakat Tolaki Mekongga Gelar Aksi Damai

  • Bagikan
Bupati Kolaka, Ahmad Safei menerima aspirasi masyarakat Tolaki Mekongga di halaman Kantor Pemda Kolaka. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Ribuan masyarakat Tolaki Mekongga yang bermukim di sejumlah tempat di Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar aksi damai di Kabupaten Kolaka. Dua titik dari total lokasi aksi damai ini dilaksanakan di Gedung Pemda dan DPRD Kolaka.

Bupati Kolaka, Ahmad Safei kepada massa menjelaskan tradisi Mosehe yang sempat dianggap bertentangan dengan ajaran Islam adalah suatu anggapan yang salah. “Mosehe ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan memang pernyataan ini dijelaskan oleh ketua MUI untuk wilayah Kolaka saat kita rapat bersama kemarin,” jelasnya, Kamis (12/3/2020).

Dia menambahkan sebagai bentuk dan dukungan melestarikan budaya Mosehe di tanah Mekongga, Pemda Kolaka mengucurkan anggaran untuk prosesi adat tersebut. Di tahun ini, pihaknya kembali menyediakan anggaran untuk kegiatan Mosehe. Hal tersebut dikatakan bupati sebagai bentuk dukungan pelestarian budaya suku Mekongga.

“Apa yang menjadi polemik terkait Mosehe ini juga saya secara pribadi dan sebagai pemerintah daerah meraksa tersakiti. Proses hukum yang sementara berlangsung juga harus kita hargai dan kawal secara bersama,” tegasnya.

Secara terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kolaka, Asmani Arif mendukung penuh terhadap penegakkan hukum bagi oknum yang melecehkan prosesi Mosehe.

“Kita sama-sama tahu warisan budaya harus tetap dilestarikan. Yang pada intinya kami DPRD Kolaka mendukung aksi damai dari masyarakat Tolaki Mekongga,” ucapnya saat menerima massa di depan gedung DPRD Kolaka.

Sementara itu dalam orasinya, Koordinator aksi, Jabir menjelaskan tradisi Mosehe merupakan sebuah prosesi adat yang sejak turun temurun dilaksanakan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

“Yang jelasnya proses hukum akan kami tetap kawal. Dan sekali lagi kami tersakiti dengan pernyataan oknum yang menjelaskan tradisi Mosehe adalah sebuah prosesi yang bertentangan dengan ajaran islam,” katanya.

Aksi ribuan masyarakat ini dipicu dengan isi dakwah salah seorang ustad yang ada di Kolaka yang mengatakan prosesi Mosehe adalah kegiatan yang harus dihentikan dan merupakan perbuatan musyrik. Hal ini menjadi viral di media sosial sehingga menyulut amarah dari masyarakat Tolaki Mekongga. Kini, oknum berinisial M itu dilaporkan ke Mapolres Kolaka.

Laporan: Suparman Sultan
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan