Soal Pengeroyokan Siswa SMAN 1 Mawasangka, Kadis Dikbud Buteng Prihatin

  • Bagikan
Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Buton Tengah Hasan Tali (Foto: Ali Tidar / SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM BUTON TENGAH – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) merasa prihatin dengan pengeroyokan yang dilakukan Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) 3 Buton Tengah tehadap Siswa SMA Negeri 1 Mawasangka.

Kepala Dikbud Buton Tengah, Hasan Tali mengatakan walaupun kedua instansi tersebut tidak bernaung di Dinas Pendidikan Buteng, namun hal ini menjadi pelajaran berharga bagi instansi untuk memberitahukan kepada semua Kepala Sekolah (Kepsek) yang bernaung di Dikbud Buteng untuk menjaga dan memperhatikan anak-anak.

“Dengan kejadian ini, kami dari Disdikbud sudah memiliki dasar untuk membuatkan peringatan kepada semua kepala sekolah agar tidak terjadi lagi,” tutur Hasan Tali saat dikonfirmasi Oleh Sultrakini.com di depan Kantor Bupati, Kamis (23/11/2017).

Oleh karena itu, Tambah Hasan, untuk membuat jera para pelaku maka pihaknya menyarankan agar diproses ke ranah hukum. Namun hal itu tergantung hasil pembicaraan keluarga korban dan pelaku serta hasil penilaian dari kepolisian bagaimana baiknya.

Sementara itu, Kapolres Baubau sebelumnya pernah mengatakan bahwa ketiga korban tersebut berinisial, NM (16), warga Kampung Baru, Kelurahan Watolo, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Mawasangka, dikeroyok tiga siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs), inisial SA (16), YM (15) dan NA (15), Jumat 10 November 2017 yang lalu, disalah satu kebun jambu milik warga.

Kapolres Baubau, AKBP Daniel Widya Mucharam Sik, mengungkapkan, berdasarkan laporan Polsek Mawasangka nomor: LP/14/XI/2017/Sultra/Res. Bau-Bau/Sek. Mawasangka tanggal 21 November 2017, menerangkan NM datang ke Polsek Mawasangka sekitar pukul 22.30 Wita, melaporkan kasus pengeroyokan yang menimpa dirinya.

AKBP Daniel menjelaskan, kronologi pengeroyokan NM, bermula saat NM yang masih berada di dalam ruang kelas, didatangi oleh perempuan berinisial NA dan HR. Saat itu NM disampaikan jika dirinya dipanggil salah satu guru MTs berinisial NL sekitar pukul 11.30 Wita.

“Saat itu korban langsung ikut dua siswi itu. Namun setelah berada di dalam kebun jambu yang memisahkan sekolah NM dengan MTs Mawasangka, korban disuruh berhenti. Lalu SA, YM, dan NA, dan tiga orang lagi LD, SR, dan RT, mengeroyok NM bersama-sama secara bergantian,” ungkap Kapolres ditemui Rabu, (22/11/2017).

SA yang memukul NM Lanjut Kapolres terlebih dahulu menggunakan telapak tangannya serta menginjak NM berulang kali mengenai pelipis kanan dan bahu NM. Selanjutnya NA ikut menginjak NM dibagian punggung belakang, sedangkan YM memukul NM menggunakan telapak tangan dibagian lengan sebelah kanan dan kiri.

Atas peristiwa pengeroyokan itu, NM mengalami luka bengkak dan lebam dibagian pelipis sebelah kanan, rasa sakit dibagian punggung belakang dan lengan sebelah kiri dan kanan.

“Dari Polsek Mawasangka sementara menangani masalah ini, korban juga sudah divisum dan diantar ke rumah sakit,” tutupnya.

Laporan : Ali Tidar

  • Bagikan