Solo Batik Carnival 2016 Siap Memantik Citra Batik Dunia

  • Bagikan
Peserta Solo Batik Carnival (Foto: tentangsolo.web.id)

SULTRAKINI.COM: SOLO – Wong Solo patut bangga dengan batik khasnya yang berwarna dasar cokelat. Bagaimana tidak? Kota Solo sukses telah dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia karena eksistensinya memproduksi batik dan berkarya membuat coretan motif batik yang indah di kanvas kain untuk fashion. Di karnaval pun, Solo dikenal dengan Solo Batik Carnival IX (SBC IX) yang akan diselenggarakan 22-24 Juli 2017 di Stadion Sriwedari, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah.”Solo Batik Carnival 2016 merupakan event tahunan, yang kali ini digelar untuk mengangkat citra batik dan Solo sebagai kota batik dunia. Ini konsisten dilakukan, untuk menjaga wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara menikmati batik di kota kami, silahkan datang dan saksikan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Surakarta, Eny Tyasni Suzana.Lebih lanjut Eny mengatakan, SBC rencananya akan dilaksanakan di jalan utama yaitu Jalan Slamet Riyadi hingga halaman depan Balai Kota Solo. ”Itu semua akan kami sterilkan. Sepanjang jalan tersebut akan disulap menjadi sebuah runway catwalk bagi para model yang memperagakan busana hasil desain dan kreasi mereka. Saat melakukan parade, para model juga akan diiringi oleh musik-musik khas Jawa. Kombinasi Pesona Indonesia yang kami miliki,” ujar wanita ramah itu.Seperti diketahui, sejak penyelenggaraannya di tahun 2008, Solo Batik Carnival konsisten mengangkat batik sebagai tema karnavalnya. SBC sukses menyita jutaan perhatian penonton setiap tahunnya. Nah, untuk tahun ini, Yayasan Solo Batik Carnival kembali menggelar even tersebut dengan cara sangat istiqomah.Yayasan SBC bahkan sudah membuka pendaftaran sejak Februari bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi memeriahkan SBC IX, termasuk bagi mereka yang berdomisili di luar Kota Solo. Juru Bicara Yayasan SBC Ira Oktarini mengatakan, penyelenggaraan Solo Batik Carnival IX akan berbeda dengan SBC VIII karena akan menyajikan kegiatan bazar produk. Hasil karya peserta berupa pernak-pernik hingga kostum juga akan dipamerkan secara khusus selama tiga hari.Kata Ira, SBC dipastikan akan menarik perhatian pengunjung dengan koreografi dan kostum-kostumnya karena peserta yang tampil akan mengikuti workshop terlebih dahulu untuk mematangkan materi pembuatan kostum, make up dan koreografi. ”SBC yang diselenggarakan hampir satu dasawarsa telah mengalami banyak perkembangan baik dari sisi penampilan ataupun desain kostum. Selain itu, ada hubungan antara penyelenggaraan event dengan grafik kunjungan wisatawan, jumlah hunian hotel yang semakin meningkat misalnya,” kata Ira. Berbagai persiapan pun dilakukan panitia, di antaranya membuka pendaftaran bagi sukarelawan dan calon peserta karnaval. “Pendaftaran kami buka sejak Februari dan sudah  kami tutup April,” katanya. Banyak pendaftar yang belum punya pengalaman ikut SBC atau punya keterampilan membuat kostum, diperbolehkan oleh panitia untuk mendaftar. ”Karena kami juga memberi pelatihan kepada seluruh peserta secara gratis sesuai jadwal yang telah kami buat,” tambah Ira.Ira mengakui, tak mudah mempertahankan dan menciptakan even berkualitas yang tetap menarik dan atraktif apalagi untuk wisatawan. Terlebih, acara tersebut telah menjadi ikon Solo dan mampu menyedot perhatian wisatawan, penyuka seni serta pecinta batik. ” Kami akan tetap berusaha menghibur, edukatif, kreatif dan inspiratif untuk pesona batik Solo yang kami cintai ini,”tandasnya. kata Ira.Untuk diketahui, Kota Solo sendiri dikenal sebagai pusat batik yang memiliki beragam motif lawas. Ada tiga macam batik yang dimiliki kota ini yakni batik keraton yaitu batik yang digunakan oleh Keraton Kesunanan dan Keraton Mangkunagaran, batik sedagaran yang dibuat oleh masyarakat kelas atas, serta batik para petani.Batik-batik Solo umumnya berwarna cokelat, putih dan hitam. Seluruh ragam motif batik solo bisa ditemukan di Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan. Juga di ajang Solo Batik Carnival 2016 ini.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi persiapan yang dilakukan oleh Kota Solo untuk menyongsong Solo Batik Carnival 2016 itu. Solo itu kuat fashion batiknya, dan sudah diperkenalkan melalui carnaval yang sudah punya karakter, seperti Jember sebagai pionir dan Banyuwangi dengan ethno-nya. “Industri batik, industri kreatif yang sudah lama hidup dan berkembang di Solo,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. Ada sedikit perbedaan antara motif batik Solo dan Jogja. Solo selalu menggunakan warna dasar cokelat tua maupun cokelat muda, kesannya redup dan sejuk di pandang mata. Sedangkan Jogja selalu menggunakan warna dasar putih atau terang, sehingga motifnya terlihat kontras. Beda lagi dengan batik pesisiran yang cenderung cerah dan lebih berwarna-warni. “Batik itu memang diperkenalkan dari keraton, baik Jogja maupun Solo?” jales Arief Yahya. Arief Yahya mengingatkan agar promosinya dilakukan dengan baik dan lebih gencar, agar bisa mengundang wisatawan mancanegara dan nusantara. “Idealnya, biaya promosi melalui media itu 50 persen dari toyal biaya operasional kegiatan,”sebut Arief Yahya.(Kemenpar RI)

  • Bagikan