Sosok Jefferdian SH., MH

  • Bagikan
Kajari Kolaka, Jefferdian SH., MH

Kajari Prestisius, Sahabat MasyarakatSULTRAKINI.COM: – Kharismatik dan tegas, itulah kesan awal ketika pertama kali bersua dengan Jefferdian SH., MH. Namun, bila mengenalnya lebih dekat, pria kelahiran Padang 10 Juni 1972 ini rupanya pribadi yang sejuk dan humanis.

Sejak menahkodai Kejaksaan Negeri (Kajari) medio tahun 2014 hingga kini, sejumlah sengkarut kasus korupsi berhasil dibongkar. Hingga para pelaku dijebloskan ke balik jeruji besi.

Komitmennya dalam memberantas tindak pidana korupsi, baginya tak semata–mata diukur dari jumlah berkas perkara yang berhasil dilimpahkan ke Pengadilan. Namun, berbagai upaya prefentif pun dilakukan agar seseorang tak terjerembab dalam pusaran korupsi. Baik dilingkup institusi pemerintah, BUMD, BUMN maupun lembaga pendidikan yang menggunakan anggaran negara.

Dalam interval waktu dua tahun Jefferdian memegang tongkat kendali penegakkan hukum di Korps Adhyaksa Kolaka, telah berhasil mengungkap tindak pidana korupsi. Lihat saja, dalam penanganan kasus korupsi yang membelit Perusahaan Daerah (Perusda) Aneka Usaha Kolaka, berhasil dituntaskan hingga beberapa Direksi mendekam di Lapas Pemasyarakatan Tipikor.

Begitu pula perkara kasus korupsi penyelewengan dana Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) Kabupaten Kolaka, berhasil dibongkar yang juga pelakunya dijatuhi hukuman penjara. Termasuk kasus manipulasi penggunaan dana ekonomi bergulir melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pedesaan, pun pelakunya tak lolos dari jeratan tuntutan hukum.

Tak hanya di Kolaka, Jefferdian bersama jajarannya berhasil menyasar kasus penyalahgunaan keuangan negara sampai di Kabupaten Kolaka Timur, yang merupakan daerah pemekaran Kolaka induk. Disana, juga sukses mengungkap penyelewengan anggaran, yakni di Dinas Kesehatan (Dinkes) yang akhirnya Kadis Dinkes dinyatakan terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi.

Tak terasa, Jefferdian telah dua tahun menyemat Kajari Kolaka. Namun dari kerja keras dan konsistensinya dalam mengungkap tindak pidana korupsi, telah memotret citra positif publik terhadap kinerja institusi yang dipimpinnya. Salah satu indikatornya, grafik jumlah perkara yang dilimpahkan ke pengadilan mengalami trend peningkatan. Bahkan dari penanganan kasus itu, pengembalian dan penyelamatan uang negara termasuk pungutan denda mencapai miliaran rupiah.

 

Sosok Jefferdian dalam mengukir prestasi dalam penegakkan hukum, rupanya tak lekang dengan pengetahuan ilimu hukum dan naluri intelijen yang dimiliki. Apalagi, ia sebagai peserta terbaik dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Wira Intelijen Badan Intelijen Strategis (BAIS) tahun 2015.

Sebagai penganugrahan dan penghargaan atas prestasinya sebagai lulusan terbaik, Komandan Sat Induk TNI Brigjen TNI Dedi Sambowo secara langsung mengalungkan medali dan menyerahkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan ( STTPP ) padanya. Walupun sejumlah restasi yang digenggamnya, ia tetap tampil seorang aparat penegak hukum yang humanis bahkan humoris. Terbukti, sejak menjabat Kajari Kolaka, Jefferdian mampu mentrasformasi Korps Adhiyaksa yang terkesan seram menjadi institusi familiar.

Menelisik rekam jejak karirnya, Jefferdian sebelumnya menduduki Kajari Kolaka, memang sudah dikenal tegas mengawal kasus Korupsi hingga tuntas di lingkup Kejaksaan tempat ia bertugas. Karena memiliki komitmen dan konsistensi yang dalam mengemban pengabdian, sehingga pada tahun 2007, Jefferdian memperoleh Penghargaan Tanda Jasa dari Presiden Republik Indonesia “Satyalancana Karya Satya X” saat menjabat sebagai Kepala Seksi Intelejen Kejari Malang Jawa Timur.

Ukiran prestasi itu pula yang menjadi titian awal dalam perjalanan karirnya. Tak mengherankan jika Kejaksaan Agung Republik Indonesia pernah mengamanahkan tugas sebagai Jaksa Fungsional Tindak Pidana Khusus dan tergabung dalam Satuan Khusus Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi (PPTPK) di tahun 2011.

Saat di gedung bundar itu, kegigihan kian diasah dalam memberantas kasus korupsi memang tak diragukan. Ketika itu, Jefferdian bersama tim di Kejagung berhasil membongkar skandal kasus. Diantaranya, kasus perpajakan, pengadaan barang dan jasa, termasuk kasus multi media.

Jefferdian mengawali karirnya di Korps Adhiyaksa pada tahun 1997 di Kejaksaan Negeri Sijunjung Sumatera Barat sebagai staf biasa. Usai mengikuti Pendidikan Pembentukan Jaksa (PPJ) di tahun 2000, Alumnni Fakultas Hukum Universitas Negeri Bung Hatta 1996 itu kemudian mejabat sebagai Kasubdit Penyidikan dan Penuntutan pada Kejari Sijunjung.

Belum genap setahun di Sijunjung, Jefferdian kemudian hijrah tugas ke kota yang jaraknya sekitar 85 km dari tempat tugas pertamanya yaitu di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Di kejari Payakumbuh, ia dipercayakan sebagai Jaksa Fungsional dan Pemeriksa.

Di tahun 2004, Jefferdian kemudian dipercayakan menjadi Kepala Cabang Kejari Lubuk Basung di Maninjau Sumatera Barat. Setahun kemudian (tahun 2005), beliau pun dipromosikan menjadi Kepala Seksi Ekonomi dan Moneter pada Kejaksan Tinggi Sumatra Barat.

 

Pada tahun 2007, Jefferdian hijrah meninggalkan tanah kelahirannya Sumatera, karena belaiu ditunjuk untuk menjadi Kepala Seksi Intelejen pada Kejari Malang Jawa Timur. Tiga tahun kemudian (2010), Jefferdian kembali ke Sumatera bertugas sebagai Kepala Seksi Penyidikan Pidana Khusus pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan.

Selanjutnya, Jefferdian kemudian ditugaskan di Gedung Bundar (Kejaksaan Agung) pada tahun 2011 sebagai Jaksa Fungsional Tindak Pidana Khusus dan tergabung dalam satuan khusus Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi (PPTPK). Menapaki karir di ibukota, berbagai perkara berskala nasional dan internasional pernah ditanganinya dengan sukses. Dan itu pulalah yang membuatnya menjadi koordinator pada Kejati Jawa Tengah pada tahun 2013 hingga setahun kemudian pada 2014 lalu dipercayakan menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Kolaka.

Kesibukannya sebagai pucuk pimpinan di Kejari Kolaka, tak menghalangi suami dari Elvinna tersebut bersosialiasi dengan masyarakat. Ditangannya, slogan “Jaksa adalah sahabat masyarakat” benar-benar diimplmentasikan dan tidak hanya sekedar menjadi slogan korps Adhyaksa itu. Berbagai event dan kegiatan yang digelarnya telah mendistribusi energi positif antara jaksa dan masyarakat, sehingga jaksa dan masyarakat menjadi dua kekuatan yang terintegrasi dalam agenda penegakkan hukum.

Stigma seram yang melekat dalam benak masyarakat terhadap Korps Adhyaksa, membuat Jefferdian terus berfikir melahirkan gagasan cemerlang untuk menghapus kesan miring masyarakat yang diselimuti rasa takut terhadap korps Adhyaksa itu. Melalui persahabatan, keakraban dan kebersamaan, Jefferdian mampu mengikis anggapan negatif tersebut.

Kepekaan dan kepedualiannya terhadap Kolaka juga dibuktikan dan dibaktikannya. Berbagai kegiatan sosial kemasayarakatan, pendidikan dan kepemudaan di sokong penuh olehnya. Sebut saja lomba pengerajin Batu Akik, lomba pidato, lomba karya tuis imilah, pembuatan film pendek anti korupsi, lomba karya jurnalistik dan penyuluhan siswa sadar hukum tingkat SMA sederajat se-Kabupaten Kolaka, sampai senam pagi bersama digelarnya.

Bahkan beliau menjadi bapak asuh untuk mendorong memajukan budaya membatik dengan mendorong kelompok pemuda untuk berkarya membatik dengan motif daerah Mekongga. Lewat upaya menjalin hubungan silaturahmi dengan segenap komponen, beliau memotivasi masyarakat Kolaka untuk lebih bersatu membangun Kolaka dan tak henti mengingatkan kepada seluruh penyelenggara dan pengelola keuangan daerah dan negara, untuk tidak melakukan penyelewengan.

“Kita perlu kebersamaan, keakraban, persatuan, kita bisa mencoba dengan yang sederhana yang bisa menjalin silaturahmi, menciptakan keakraban dan kebersamaan agar semangat lagi membangun Kolaka ini, dan bagi kami selaku penegak hukum dan penegak keadilan, kami mengharapkan setiap penyelenggara negara betul-betul punya keinginan kuat melaksanakan program pembangunan, dan melaksanakan anggaran tepat pada sasaran dan sesuai perencanaannya, kita jangan main-main dengan angaran negara, betul-betul melaksanakan sesuai aturan dan kita jauh-jauh dari penyelewengan,” ucap Jefferdian.

 

Track record yang baik itu, bagi masyarakat Kolaka, Jefferdian sukses membawa panji-panji adhyaksa semakin dipercaya di mata masyarakat. Bahkan, pria yang murah senyum itu, bukan saja dikenal sebagai aparat penegak hukum yang banyak mendulang prestasi, namun dianggap sebagai figur perekat dari semua golongan dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi di daerah yang dipimpin Bupati Kolaka, Ahmad Safei dan Wakil Bupati Muhammad Jayadin.

Biodata :

Nama                     : JEFFERDIAN, SH. MH

Tempat Lahir          : Padang 10 Juni 1972

Agama                    : Islam

Pangkat/Golongan   : Jaksa Madya (IV/a)

Istri                        : Elvinna

Anak                       : 2 Orang

Pendidikan               :

– SDN 03 Anduring di Padang lulus 1985

– SMPN 10 Pdang di pandang lulus 1998

– SMAN 5 Padang di Paadang lulus 1991

– (S1) Sarjana Hukum Universitas Negeri Bung Hatta Lulus Tahun 1996

– (S2) Magister Hukum Universitas Islam Malang Lulus 2009

Diklat                         :

– Pendidikan Pembentukan Jaksa tahun 2000

– Pendidikan Tipidsus Kejaksaan Agung RI 2003

– Diklat Wira Intlejen Strategis, BAIS TNI Sat Induk bogor 2015

– Dan lain lain

Penghargaan                :

 – Tanda Jasa Presiden RI Satyalancana Karya Satya X 2007

Riwayat Jabatan            :

– Staf Tata Usaha Kejari Sijunjung Sumatra Barat Tahun 1997-1998

– Kasubdi Penyidikan dan Penuntutan pada Kejari Sijunjung Tahun 2000

– Jaksa Fungsional Kejari pada Kejari Payakumbuh Sumatra Barat tahun 2000

– Pemeriksa pada Kejari Payakumbuh Sumatra Barat tahun 2002

– Kacab Kejari Lubuk Basung di Maninjau Sumatra Barat tahun 2004

– Kepala Seksi Ekonomi dan Moneter pada Kejaksan Tinggi Sumatera Barat tahun 2005

– Kepala Seksi Intelejen pada Kejari Malang Jawa Timur tahun 2007

– Kepala Seksi Penyidikan Pidana Khusus pada Kejati Sumatera Selatan tahun 2010

– Jaksa Fungsional Satuan Khusus Penanganan Perkara Tipikor/PPTPK Kejagung tahun 2011

– Koordinator pada Kejati Jawa Tengah tahun 2013

– Kepala Kejaksaan Negeri Kolaka tahun 2014

  • Bagikan