STQ dan Laksi Digelar 11 Februari Mendatang

  • Bagikan
suasana rapat diruang rapat Bupati Kolaka (foto:Suparman Sultan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA- Hasil rapat Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Kolaka, Senin (‎16/01/2017) diruang rapat Bupati, menetapkan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) dan Lembaga Seni Kasidah (Laksi) tingkat Kabupaten Kolaka digelar 11 Februari 2017 mendatang.

Selain waktu pelaksanaan ditetapkan, rapat yang dipimpin Ketua Umum LPTQ Kolaka, H. Muh. Jayadin itu juga, ditetapkan pembukaan sekaligus Pawai Taaruf di lapangan pada 19 November sekaligus tempat lomba kasidah selain lokasi di STQ Gedung Islamic Center dan Rumah Adat Mekongga.

‎‎Sekretaris LPTQ Kolaka, H Syaifuddin Mustaming, mengatakan lomba STQ terdiri dari tilawah tiga golongan, Hifzil Quran semua golongan dan Tafsir Alquran ditentukan pada juz 7. Sementara itu, jadwal, STQ tingkat Sultra dilaksanakan minggu kedua Bulan Maret 2017 dan Laksi Bulan April 2017 di Kabupaten Kolaka Utara.

Untuk Laksi, awalnya diusulkan di Islamic Center. Namun beberapa pengurus Laksi termasuk Ketua Laksi Kolaka yang juga Kabag Kesra Kolaka, Hj Andi Wahidah menolak, sebab cabang lomba kasidah klasik dan bintang vokalis akan mempengaruhi suara para peserta nantinya.

Menurut wakil Bupati Kolaka, Muh. Jayadin, ‎tahun 2017 ini hanya di dilaksanakan STQ  di Kabupaten Kolaka dengan menyesuaikan kalender Provinsi dan Pusat. Pihaknya beralasan, kondisi keuangan Pemda Kolaka yang belum maksimal, termasuk masih adanya beberapa pekerjaan fisik yang belum terbayarkan di tahun 2016. Jika melaksanakan MTQ biayanya Rp 2 milyar, sementara jika STQ termasuk Laksi hanya menghabiskan anggaran Rp 500 juta, sehingga terjadi penghematan biaya hingga Rp 1,5 Milyar.

“Kita berharap pelaksanaan STQ dan Laksi lebih meriah dibanding MTQ,” harap Jayadin, Senin (16/01/2017).

Sementara Kepala Kantor Kemenag Kolaka, H Azis Baking menuturkan, kabupaten/kota tidak mengenal yang namanya STQ, tapi MTQ. Kolaka melakukan terobosan dengan hanya melaksanakan STQ.
‎Azis juga meminta, kualitas dewan hakim supaya lebih bagus dengan memberikan penilaian sejujurnya, sehingga peserta yang menang dan diutus ke Kendari benar-benar berkualitas.

Azis mengaku, memiliki pengalaman saat menjadi Kakanwil Kemenag Bombana. Saat itu, qori tuna netra juara dua di Bombana. Namun ketika pindah ke Sulsel dan diutus mewakili Sulsel ditingkat Nasional, justru menjadi juara. Setelah ditanya dewan hakimnya kenapa seperti itu, dijawab saat penilaian dia tertidur.

Laporan:Suparman Sultan

  • Bagikan