Suasana Sakral Menandai Peresmian Pembangunan Smelter di Konut

  • Bagikan
Bupati Konut, Ruksamin saat menekan tombol bersama Wakilnya Raup, Sekda provinsi Sultra, Ketua DPRD provinsi, Direktur PT MBG Group Mr Lim sebagai tanda dimulainya pembangunan Smelter di wilayah setem

SULTRAKINI.COM: KONAWE UTARA – Peletakan batu pertama pembangunan pabrik smelter oleh PT MBG Grup perusahaan Asal Korea Selatan di Desa Tapuemea, Kecamatan Tapunggaya, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara, Selasa (2/1/2018), tiba-tiba berubah mencekam setelah di mulai prosesi “Mosehe Wonua”, semacam tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Tolaki untuk meminta izin kepada pemilik tempat (penghuni hutan).

Pantauan SultraKini.Com, sebelum dilaksanakan prosesi Mosehe, cuaca di tempat peletakan batu pertama nampak cerah, terik matahari menerangi lokasi tersebut. Begitu juga, pelaksanaan Mombesara yang dilakukan oleh Sekda Provinsi Sultra,  Lukman Abunawas, cuaca masih terik.

Setelah dilanjutkan prosesi Mosehe yang tadinya langit cerah, tiba-tiba mendung. Langit gelap, awan hitam mengelilingi tempat  peletakan batu pertama, seakan hujan akan turun disertai angin kencang. Suasana mencekam pun terlihat ketika baliho dan tenda tertiup angin dan berterbangan. 

Namun setelah acara Mosehe Wonua selesai, langit kembali cerah, rintik hujan yang tadinya terlihat akan turun hujan deras menghilang begitu saja sampai acara tuntas diselenggarakan hujan pun tak jadi turun. 

Salah satu tokoh masyarakat setempat, Rulah mengatakan jika suasana mencekam itu bukanlah pertanda buruk, melainkan para penghuni hutan diibaratkan telah ikut menyaksikan acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik Smelter. 

“Suasana seperti kalau menurut kepercayaan orang tua kita dulu, diibaratkan para penunggu atau penghuni hutan ini ikut menyaksikan peletakan batu pertama,” kata Rulah.

  • Bagikan