Sultra Inflasi 0,26 Persen, BI Ungkap Penyebabnya

  • Bagikan
Kepala KPwBI Sultra, Suharman Tabrani. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pada Mei 2020, Sulawesi Tenggara tercatat inflasi sebesar 0,26 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,16 persen (mtm). 

Meskipun mengalami peningkatan, tekanan inflasi pada Idul Fitri tahun ini jauh dibawah rata-rata capaian inflasi pada Idul Fitri dalam tiga tahun terakhir yang mencapai 2,40 persen (mtm). Dengan capaian tersebut, inflasi tahunan dan tahun berjalan di Sultra tercatat masing-masing sebesar -0,21 persen (yoy) dan -0,39 persen (ytd).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sultra, Suharman Tabrani, mengatakan tekanan inflasi pada Mei 2020 disebabkan peningkatan pada komoditas ikan-ikanan seiring dengan pola operasional nelayan yang terbatas selama menjelang dan sesudah Idul Fitri 1441 Hijiriah. 

“Selain itu, mulai berlangsungnya angin musim timur berdampak pada terjadinya peningkatan tinggi gelombang di wilayah penangkapan utama perikanan di Sultra sehingga mendorong terjadinya peningkatan harga pada beberapa komoditas seperti ikan layang (6,9 persen mtm), cumi-cumi (14,3 persen mtm) dan ikan cakalang (6,55 persen mtm),” ungkap Suharman, Kamis (4/6/2020).

Komoditas yang juga mengalami peningkatan cukup tinggi adalah bawang merah (16,0 persen mtm) disebabkan oleh terbatasnya produksi petani lokal dan perdagangan dengan daerah lain. 

Lajut Suharman, tekanan inflasi pada bulan Mei 2020 sedikit tertahan oleh penurunan harga yang terjadi pada beberapa komoditas seperti telepon seluler (-9,5 persen mtm), beras (-1,4 persen mtm) dan telur ayam ras (-6,1 persen mtm).

Secara spasial, inflasi di Sulawesi Tenggara disebabkan oleh inflasi yang terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi, yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau. Kota Kendari tercatat mengalami inflasi sebesar 0,31 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,05 persen (mtm). 

Kota Baubau juga tercatat mengalami inflasi meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yaitu dari 0,88 persen (mtm) pada April 2020 menjadi 0,09 persen (mtm) pada Mei 2020. 

“Dengan kondisi tersebut, inflasi tahunan di Kota Kendari dan Kota Baubau masih berada pada level yang sangat terjaga, yaitu sebesar -0,49 persen (yoy) dan 0,79 persen (yoy),” ujar Suharman.

Terkendalinya inflasi pada periode Idul Fitri tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh TPID se-Sulawesi Tenggara. Upaya pelaksanaan pasar murah di beberapa lokasi dengan tetap menaati protokol keamanan Covid-19 dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keterjangkauan harga dan memberikan kemudahan kepada masyarakat ditengah pandemi yang terjadi saat ini. 

“Selain itu, kebijakan pemerintah daerah untuk memberikan bantuan langsung berupa sembako terhadap masyarakat yang terdampak langsung dari Covid-19, memberikan dampak terhadap ketersediaan pasokan dan terjaganya permintaan masyarakat sehingga lonjakan kenaikan harga yang biasa terjadi pada periode Idul Fitri dapat diredam,” tutupnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan