Tahun Ini Terjadi 53 Kali Kebakaran di Wakatobi

  • Bagikan
Kebakaran di Padakuru. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Kebakaran di Padakuru. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Wakatobi beberapa bulan ini, mengakibatkan sekitar 70 hektar lahan terbakar.

Kepala Bidan Pemadam Kebakaran Wakatobi, Luqman, mengatakan sepanjang tahun 2019 ini, terjadi kebakaran lahan perkebunan dan hutan sebanyak 53 kali.

“Lahan perkebunan warga yang terbakar mulai pada Januari terjadi dua kali, Maret satu kali, Mei dua kali, Juli satu kali, Juni satu kali, Agustus 14 kali dan September 29 kali kebakaran,” katanya, Kamis (26/9/2019).

Sementara, untuk kebakaran hutan hanya sebanyak tiga kali yaitu pada Agustus satu kali, dan September dua kali.

“Puncaknya kebakaran ini mulai pada Agustus dan September karena masuk musim kemarau. Dan yang paling banyak kebakaran terjadi di lahan yang berumput alang-alang,” paparnya.

Seluas 70 hektar lahan yang terbakar ini tersebar di Hutan Teo, Ehata, Waelumu, Wandola, Manugala dab Padakuru. Ttik api di lahan tersebut menjadi langganan setiap tahun.

Ada dua faktor yang mengakibatkan lahan-lahan tersebut sering terbakar yaitu faktor manusia dan alam.

“Kalau faktor manusia, saat membersihakan lahan perkebunan kemudian mereka membakarnya tapi lupa di padampakan, dan dibagian padakuru, karena kemungkinan masyarakat yang kendaraan buang rokok di pinggir jalan kemudian kena alang-alang sehingga terjadi kebakaran. Sementara faktor alam, saat musim kemarau, terjadi gesekan rumput karing ditambah hembusan angin sehingga mengakibatkan kebakaran.” Ujarnya

Kerugian yang diakibatkan kebakaran tersebut ditaksir hanya sekitar Rp 5 juta, karena kabanyakan hanya lahan kosong.

Dalam melakukan pemadaman, pihaknya sering kualahan karena selain akses menuju lokasi kebakaran yang sulit, armada yang dimiliki belum memadai, dimana seharusnya minimal tujuh unit mobil dalam kota, namun yang ada saat ini hanya dua unit saja, ditambah personil yang masih kurang.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan