Tekan Penderita Campak dan Rubella, Dinkes Wakatobi Lakukan Sosialisasi

  • Bagikan
Dinas Kesehatan Wakatobi saat sosialisasi pencegahan penderita Campak dan Rubella, Kamis (26/7/2018).(Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Dinas Kesehatan Wakatobi saat sosialisasi pencegahan penderita Campak dan Rubella, Kamis (26/7/2018).(Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Dinas Kesehatan Wakatobi menggelar sosialisasi pencegahan penderita Campak dan Rubella, Kamis (26/7/2018). Hal ini dilakukan untuk menekan jumlah bayi dan anak penderita Campak dan Rubella Wakatobi.

Kegiatan yang dilakukan disalah satu hotel di pulau Wangi-wangi ini dihadiri beberapa unsur diantaranya, Dinkes Provinsi Sultra, Kementria Agama (Kemenag), beberapa perwakilan OPD, perwakilan Puskesmas, camat dan tokoh masyarakat.

Dalam sambutan, Bupati Wakatobi Arhawi, yang dibacakan asisten I, Kamalu, mengatakan arah pembangunan kesehatan saat ini menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan aspek kuratif dan rehabilitatif. Salah satu upaya preventif yaitu dilaksanakannya program imunisasi.

“lmunisasi terbukti sangat cost effective dalam menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), serta berdampak positif untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak khususnya di Wakatobi,” ungkapnya

Tambahnya, tahun 2018 ini, akan dilakukan kampanye introduksi imunisasi Measles Rubella (MR). Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu strategi untuk mencapai target eliminasi campak dan pengendalian rubella tahun 2020. Dan juga berdasarkan hasil kajian dari Komite penasihat Ahli lmunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) bahwa beban penyakit akibat PD3I semakin bertambah.

“Kampanye lmunisasi Campak Rubella sasarannya sanak usia 9 bulan sampai dengan anak usia dibawah 15 tahun,” terangnya

Kampanye ini dilaksanakan, karena kasus campak dan rubela di Indonesia sangat menghawatirkan dan merupakan salah satu masalah yang memerlukan upaya pencegahan efektif.

“Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan 70 persen kasus rubella terjadi pada kelompok usia dibawa 15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit Congenital Rubella Syndrome (CR8) di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2.767 kasus CRS, 82 banding 100.000 kelahiran hidup pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47 banding 100.000 Kelahiran hidup pada usia ibu 40-44 tahun,” ucapnya

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Wakatobi, Muliaddin, menjelaskan banyak kecatatan pada anak disebabkan oleh campak, sehingga pemerintah memprogramkan imunisasi secara menyeluruh.

Pelaksanaan kampanye Campak dan Rubella tahap satu dilakukan di Wakatobi mulai tanggal 1 Agustus 2018. “Sasarannya anak usia 9 bulan dan di bawa 15 tahun,” tutupnya

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan