Tidak Hanya Sipil, Keluarga Polisi dan TNI Jadi Korban Penculikan dan Pemerkosaan di Kendari

  • Bagikan
AP akhirnya tertangkap oleh tim gabungan TNI-Polri. (Foto. Istimewa)
AP akhirnya tertangkap oleh tim gabungan TNI-Polri. (Foto. Istimewa)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kasus penculikan dan kekerasan seksual terhadap anak yang heboh di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), terungkap sejumlah fakta baru. Informasi terkini, korban pedofilia tidak hanya masyarakat sipil, tetapi dari kalangan aparat polisi dan TNI.

Dandim 1417 Kendari, Letkol Cpn Fajar Lutvi Haris Wijaya, mengatakan salah seorang korban ternyata merupakan ponakan dari salah seorang anggota TNI yang bertugas di Kota Kendari. Dia sempat hilang pada 27 April lalu.

“Ada salah satu anggota kami ponakannya juga menjadi korban pelaku, tidak hanya masyarakat. Jadi wajar saja jika masyarakat sangat marah terhadap pelaku atas kasus ini,” ujar Lutvi ditemui di Kodim 1417 Kendari, Rabu (1/5/2019).

Hal senada juga diungkapkan Kapolres Kendari, AKBP Jemy Junaedi. Salah satu anak personelnya juga menjadi korban penculikan dan kekerasan seksual pelaku.

“Iya benar, ada anak dari anggota kami yang telah menjadi korban,” singkatnya.

Diketahui, jumlah korban penculikan dan kekerasan anak di Kendari, yakni tujuh orang. Namun yang dilaporkan secara resmi tercatat enam orang.

Terduga pelaku penculikan dan pemerkosaan anak bawah umur itu adalah AP seorang anggota TNI AD dari kesatuan Yonif 725/Woroagi aktif, namun melarikan diri dari kedinasan (disersi).

AP ditangkap pada Rabu, 1 Mei kemarin di Jalan Jati Raya, dekat Universitas Muhammadiyah Kendari. Sejak akhir April, AP diburu oleh tim gabungan TNI-Polri atas kasus tersebut.

(Baca juga: Pedofil di Kendari Diadili di Kodam Hasanuddin Makassar)

Laporan: Wayan Sukanta
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan