Tiga Lokasi Wisata Religi yang Kendari Banget

  • Bagikan
Masjid Raya Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Masjid Raya Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Waktu berbuka puasa masih lama. Tentu saja, sekarang ini pagi-paginya suasana di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Berhubung akhir pekan telah tiba, SultraKini.Com menelusuri sejumlah tempat yang ‘Kendari Banget’. Alhasil, tiga tempat ditemukan dengan suasana yang indah, nyaman, dan tentunya bisa mendekatkan diri dengan sang khalik. Mumpung ini ramadan, tak ada salahnya berwisata religi yang ‘Kendari Banget’.

Tak ada tempat yang lebih nyaman selain masjid. Apalagi di Ramadan kali ini. Adem, sejuk, dan nyaman. Itulah pertama kali dirasakan ketika berada di dalamnya. Mungkin tiga tempat ini menjadi pilihanmu mengisi Ramadan 1439 Hijriah dengan beribadah sekaligus traveling.

1. Masjid Raya Al Kautsar Kendari

Berada di Jalan Abdullah Silondae, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, tentu tak mudah menelusuri tempat ini. Masjid Raya Al Kautsar Kendari selalu difavoritkan masyarakat setempat, begitu juga di luar Kendari. Bahkan orang asing kadang berwisata walaupun dirinya mengaku non Muslim. Ini membuktikan bangunan yang dibangun sejak 1980an itu membawa daya tarik.

Informasi dari berbagai sumber, nama Al Kautsar merupakan surat ke-108 dalam Al Quran yang berarti pemberi nikmat berlimpah kepada umat manusia.

Kata salah seorang pengurus Masjid Raya Al Kautsar Kendari, Wahid Nursalim, masjid yang berdiri di lahan sekira 2,5 hektar, dulunya bekas Masjid Tentara atau Majid Markas di tahun 60 an. Seiring waktu, dibangunlah masjid Al Kautsar. Tetapi dulunya dinamai Masjid Agung, resmi berganti nama tahun 2013.

Masjid Raya Al Kautsar Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Masjid Raya Al Kautsar Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

“Tahun 1980an (dibagun). Dulu rencananya tahun 76, tapi resmi dibangun di tahun itu. Baru-baru datang wisatawan asing, dia non muslim datang dengan temannya (muslim),” kata Wahid yang juga penceramah di masjid tersebut, Sabtu (19/5/2018).

Dia juga bercerita bahwa kawasan Masjid Al Kautsar pernah terdapat air mancur, tepatnya di depan masjid. Namun telah dibongkar kala itu.

“Dulu ada (air mancur) di depan,” tambahnya.

Bangunan dua tingkat bergaya rumah tradisional berpadu modern ini, mampu menampung 7 ribuan jamaah. Pertama kali masuk, tiga beduk ukuran sedang langsung menyambut. Begitu pula saat berada di dalam masjid, pandangan langsung tertuju ke langit-langit kubah. Indah rasanya melihat goresan kaligrafi 99 asmaul husna. Begitu juga kaligrafi di dinding bangunan. Masjid tak pernah sunyi. Ada saja jamaah yang datang untuk beribadah.

Kubah bagian dalam Masjid Raya Al Kautsar Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Kubah bagian dalam Masjid Raya Al Kautsar Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Beduk bagian dalam Masjid Raya Al Kautsar Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Beduk bagian dalam Masjid Raya Al Kautsar Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Masjid Al Kautsar memiliki menara yang disebut menara persatuan. Menara tingginya sekira 35 meter itu dibangun ketika pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasional ke-21 tahun 2006.

Menara ini juga saksi bisu membludaknya jamaah hingga ke jalan raya ketika salat Idul Fitri.

Sekira 100 meter di samping masjid tersebut juga berdiri gereja, tepatnya seberang jalan bernama Gereja Ora Et Labora.

2. Masjid Raya Kendari

Bertempat di Kelurahan Kandai, tak jauh dari Pelabuhan Kapal Malam Raha. Pertama mendengar namanya, orang-orang menganggap itu adalah Masjid Al Kautsar. Oleh masyarakat setempat, dikenal Masjid Raya Kota Lama.

Lokasinya terada di samping jalan. Perlu menaiki tangga agar menjangkaunya, sebab berada di perbukitan. Makanya ketika berada di halaman masjid, pemandangan teluk Kendari langsung membayar rasa lelah. Kebetulan tiba di masjid bercat hijau ini di waktu siang, tepat kapal menuju Raha, Kabupaten Muna berlayar.

Pemandangan dari halaman Masjid Raya Kendari, Kelurahan Kandai, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Pemandangan dari halaman Masjid Raya Kendari, Kelurahan Kandai, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Bagian dalam Masjid Raya Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Bagian dalam Masjid Raya Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Nampak sederhana dari kontruksi masjid dengan satu menara itu. Tetapi jangan kaget ketika berada di dalamnya. Takjub rasanya bisa salat Zuhur berjamaah di sini. Apalagi sedang Ramadan. Seolah musafir saja, gumamku.

Di tempat ini, SultraKini.Com bertemu H. Andi Muh. Arsyad selaku pengurus masjid berkedudukan sekretaris. Diungkapkannya, masjid tersebut dibangun tahun 1950an. Telah berganti tempat sebanyak tiga kali dan mengalami renovasi. Masjid Raya Kendari termasuk masjid tertua di Kendari, apalagi berada di kawasan pelabuhan yang notabenenya lokasi strategis jalur perdagangan kala itu.

“Dulu atapnya seng, dindingnya sudah tembok, masjid bisa menampung 1.500 an jamaah. Biasa dipakai salat Id (Idul Fitri),” katanya, Sabtu (19/5/2018).

Seperti masjid lainnya, terdapat kaligrafi di langit-langit kubah bagian dalam bergores 99 asmaul husna. Model mimbarnya khas dari masjid lain. Tingginya sekira 150 cm, menempel di dinding, tepat di posisi kanan imam salat. Tak perlu ragu jika lupa membawa alat salat. Di sini juga tersedia banyak. Setelah salat bisa langsung nikmati pemandangan seolah bukan di Kendari.

Kubah bagian dalam Masjid Raya Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Kubah bagian dalam Masjid Raya Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Tak jauh dari masjid juga terdapat gereja. Jaraknya sekitar 300 meter bernama GPIB Sumber Kasih Kendari. Gereja ini juga saksi sejarah jalur perdagangan di kawasan kota lama yang sekarang nyaris hilang kekhasan bangunan-bangunannya, akibat pembangunan jembatan modern.

3. Masjid Al Alam

Berada di Jalan Z. A Sugianto Kecamatan Kambu atau by pass RSUD Kota Kendari. Tempat ini mudah didapatkan, apalagi sedang hits di Kendari.

Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)

Masjid Al Alam berada di teluk Kendari. Diresmikan pada 27 April 2018, sekaligus dilangsungkan salat Jumat secara berjamaah.

Kontruksi masjid bergaya modern dilengkapi menara setinggu 64 meter. Sebanyak Rp 230 miliar dihabiskan untuk bangunan ini sampai waktu diresmikan. Bangunan yang dibangun sejak 2010 ini mampu menampung di atas angka ribuan jamaah dan daya tampung lahan parkir 700 unit kendaraan.

Masjid ini memang megah sejak pintu masuk hingga berada di dalamnya. Berbeda dengan dua masjid di atas. Kubah masjid tanpa goresan kaligrafi, tapi tidak mengurangi kenyamanan beribadah. Pengunjung juga nampak datang bersama sanak keluarga maupun rekan untuk sekadar berswafoto atau beribadah. Bahkan bagian mimbar masjid sering dijadikan latar berfoto.

Kubah Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Kubah Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Bagian dalam Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Bagian dalam Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Bagian dalam Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Bagian dalam Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM)
Pintu Masjid Al Alam, Kota Kendari. (Foto: Sarini ido/SULTRAKINI.COM)

Bangunan masjid hingga kini terus dirampungkan pengerjaannya, misalnya pada bagian kamar mandi, penerangan, dan pintu gerbang.

Selama berada di sini, rasanya terapung di atas air. Wajar saja, untuk menjangkau kawasan masjid, perlu pejalanan sekitar 40 km dari jalan raya, melewati rimbunan pohon bakau sampai tiupan air yang cukup kencang di kawasan teluk.

 

 

Laporan: Sarini Ido

  • Bagikan