Tiga Negara Lirik Unilaki untuk Program Agroindustri

  • Bagikan
Ketua Yayasan Lakidende Razak Porisi, Siti Aminah Razak Porosi (kedua dari kiri) dan Rektor Unilaki, Prof. Laode Masihu Kamaluddin (ketiga dari kiri) bersama petinggi Unilaki (foto: Mas Jaya/SULTRAKIN

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Gagasan Universitas Lakidende (Unilaki) Konawe, terkait program Smart Village (kampung pintar) ternyata dilirik negara lain. Setidaknya, sudah ada tiga negara yang tertarik untuk bekerjasama dalam program tersebut.

Rektor Unilaki, Prof. Laode Masihu Kamaluddin mengatakan, smart village merupakan program dengan konsep pembangunan pedesaan melalui agroindustri. Program tersebut telah bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan untuk bantuan pendanaan.

“Selain Korea Selatan, dua negara lain juga sudah ancang-ancang melakukan kerjasama dengan Unilaki. Jerman dan Kanada juga tertarik konsep smart village ini,” ujarnya, Jumat (24/02/2017).

Sejauh ini lanjut Masihu, pihak Unilaki sudah membangun komunikasi kedua negara tersebut. Selain itu, kampus Ungu tersebut, juga merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang pertama kali lakukan kerjasama di bidang agroindustri antara negara Asia dan Eropa.

Dalam program tersebut, pihak Unilaki akan menyediakan bahan baku industri berupa cabai, tomat dan padi. Dipilihnya tiga tanaman jangka pendek ini, karena konsep pertanianya melalui green house. Dengan konsep itu, setiap mahasiswa dan masyarakat pedesaan dapat bertani secara modern tanpa harus bekerja langsung di bawah terik matahari. Program ini juga, mengusung program peternakan sapi yang dilakukan dengan cara modern.

Masihu mengungkapkan, tujuan pengembangan pedesaan melalui smart village merupakan upaya Unilaki untuk memakmurkan masyarakat pedesaan di Konawe. Usaha tersebut akan bersinergi dengan  Pemda untuk menciptakan kegiatan ekonomi mandiri masyarakat atas pemanfaatan sumber daya agraris.

“Target kami dengan program ini adalah setiap kepala keluarga mampu menghasilkan tujuh juta per bulannya. Inilah cita-cita besar kami,” jelasnya.

Pihak kampus telah menyiapkan 100 Ha lahan, di Kecamatan Abuki. Selain itu, Korea Selatan pun sudah menggelontorkan dana Rp1,5 miliar untuk dan bantuan fisik pembangunan green house sebanyak tiga unit. Selain itu negara gingseng itu,bakal membantu melakukan riset bersama LPPM Unilaki di lahan 100 Ha tersebut.

“Program ini akan melibatkan mahasiswa secara menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu. Misalnya, Fakultas Pertanian untuk ikut membantu program pertaniannya. Urusan administrasi desa ditangani Falultas Ilmu Administrasi. Kemudian FKIP untuk pendidikan luar sekolah dengan mendorong semua desa itu agar bermental produksi bukan menatal konsumtif seperti sekarang ini. Dan terkahir Fakultas Ekonomi, untuk membantu mengembangkan manajemen desa, listrik desa, transportasi desa dan pengemasan produk yang siap dipasarkan,” tandasnya.

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan