Tiga Penyakit Ini Banyak Diderita Pengungsi Banjir di Konawe

  • Bagikan
Layanan kesehatan terdampak banjir di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe (Foto: Kepala Puskesmas Asinua untuk Sultrakini.com)
Layanan kesehatan terdampak banjir di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe (Foto: Kepala Puskesmas Asinua untuk Sultrakini.com)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Banjir di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara tidak hanya merusak sarana prasarana, sejumlah pengungsi juga mulai terserang penyakit. Data Dinas Kesehatan Konawe dari sebelas puskesmas, sebanyak 1.859 orang terserang penyakit. Itupun belum semua puskesmas menyetorkan datanya. Sejumlah puskesmas diketahui masih mendata warganya hingga kini.

Kesebelas puskesmas ini adalah Puskesmas Laosu, Sampara, Unaaha, Konawe, Lambuya, Abuki, Tongauna, Asinua, Tongauna Utara, Kapoiala, dan Puskesmas Alosika.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe, Syahrul, menerangkan salah satu penyebab belum rampungnya data pengungsi terserang berbagai penyakit karena sejumlah puskesmas masih mendata hingga kini dan masih adanya daerah terisolir hingga menyuliskan proses tersebut.

Layanan kesehatan terdampak banjir di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe (Foto: Kepala Puskesmas Asinua untuk Sultrakini.com)
Layanan kesehatan terdampak banjir di Desa Asinua Jaya, Kecamatan Asinua, Kabupaten Konawe (Foto: Kepala Puskesmas Asinua untuk Sultrakini.com)

Total puskesmas di Konawe sebanyak 29 puskesmas, 24 puskesmas di antaranya terdampak banjir. Namun, 13 puskesmas belum menyetorkan data pengungsi yang terserang penyakit.

“Hingga saat ini data yang baru masuk masih sekian karena masih ada sejumlah puskemas lain masih proses pendataan. Seperti di Kecamatan Latoma belum bisa kami dapatkan datanya karena aksesnya terputus dan tidak ada jaringan,” jelas Syahrul kepada Sultrakini.com, Jumat (14/6/2019).

Diterangkannya, kebanyakan pengungsi mengalami infeksi kulit, seperti gatal-gatal, Infeksi saluran pernapasan (Ispa), dan diare. Penanganan para pasien ini dilakukan langsung di posko-posko. Sejumlah bantuan obat-obatan juga mengalir ke posko tersebut. Apabila stok obat kurang, pihaknya segera menyalurkannya lagi.

“Sejak 6 Juni, kami menyurat pada pihak puskesmas untuk melihat dan mendata obat apa kurang untuk dilaporkan, agar segera kami ke gedung farmasi dan menyalurkan ke puskemas tersebut. Kami juga memastikan ketersediaan obat, alkes (alat kesehatan), kendaraan ambulans rujukan dan kesiapan petugas kami, jika ada yang sakitnya parah, maka kita rujuk di rumah sakit,” terang Syahrul.

Adapun jenis-jenis obat yang ditersalurkan, yakni Fluosinolon Salep (gatal-gatal), Antifungi Doen (anti jamur kulit), Basitrasin Salep (antibiotik salep), Aralit dan zinc tablet (diare), Paracetamol tablet, prodnison tablet, loratadin tablet, klorfeniramin tablet (obat minum untuk gatal-gatal), Dexral tablet, hustab tablet, doxtropen sirup, ambroksol, koctrimoksasol (Ispa), Bocofort sirut, dan tablet untuk vitamin dan lainnya.

“Dua hari lalu kami menyalurkan bantuan obat-obatan ke kepala Puskemas Desa Wukusao, Kecamatan Wonggeduku, langsung didistribusikan ke posko-posko sekitar,” tambahnya.

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan