Tol Laut Segera Operasi di Muna, Berikut Penjelasan Bupati dan Syabandar

  • Bagikan
Kapal kontainer Tol Laut saat sandar di Pelabuhan Nusantara Raha beberapa waktu lalu. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM)
Kapal kontainer Tol Laut saat sandar di Pelabuhan Nusantara Raha beberapa waktu lalu. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Program kapal tol laut Jokowi, yang membawa 75 petikemas dengan kapasitas 20 ton saat masuk di pelabuhan Nusantara Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara pada 2 November 2018 rupanya masih sebatas uji coba.

Itu dilakukan selain mempromosikan kedatangan di Sultra sekaligus untuk menguasai medan yang akan dilalui tol laut dengan rute pelabuhan Makassar, Selayar, Sikeli, Muna, Ereke dan pelabuhan Pasar Wajo.

Kepala Syabandar Raha, Sultan, mengatakan rencananya program tol laut akan beroperasi setiap 10 hari sekali di Kabupaten Muna, sehingga pihaknya segera akan melakukan koordinasi kepada pemerintah setempat dan para pelaku usaha.

“Secara detail saya belum bisa jelaskan karena masih sebatas uji coba dan anggota saya masih mengikuti Bimtek terkait tol laut. Intinya sangat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat karena pasti akan ada perbedaan harga,” kata Sultan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/11/2018).

Bupati Muna, LM. Rusman Emba, mengatakan dengan adanya tol laut tentunya hasil bumi di Muna lebih mudah dipasarkan dengan adanya kepastian pasar. Sebab selama ini terkendala pada proses produksi dengan ongkos transportasi tinggi.

Namun kehadiran tol laut dengan konsep pengangkutan logistik, menurutnya dapat menurunkan harga sehingga akan menambah keuntungan bagi para pelaku usaha.

Olehnya itu, dia mengintruksikan kepada seluruh stackholder untuk menyampaikan bahwa dengan segmen ini, setiap desa bisa melakukan aktifitas pertanian dengan jaminan pasar.

“Orientasinya bagaimana lebih produktif dengan meningkatkan hasil pertanian yang bisa melalui kebijakan dana desa. Karena tol laut baru akan beroprasi maka kita akan konsolidasi terlebih dulu,” pungkasnya.

Laporan: Arto Rasyid
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan