UHO-Ikatan Psikolog Klinis Buka Layanan Konseling Psikologi Gratis

  • Bagikan
Ilustrasi konseling psikologi. (Foto: Ade Putri/SULTRAKINI.COM)
Ilustrasi konseling psikologi. (Foto: Ade Putri/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (World Mental Health Day) setiap 10 Oktober, Jurusan Psikologi Universitas Halu Oleo (UHO) bekerjasama dengan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Sultra membuka konseling psikologi secara gratis. Layanan ini dibuka mulai 11-18 Oktober 2019.

Bertempat di Labolatorium dan Ruang Konseling Jurusan Psikologi FKIP UHO, layanan konseling psikologi akan ditangani sembilan psikolog profesional, terdiri dari lima dosen psikolog UHI, dua orang petugas RSJ Sultra, satu orang petugas BNNP Sultra, dan satu orang dari Pusat Layanan Autis. Setiap psikolog akan melayani satu orang dengan durasi 1-2 jam.

Kegiatan ini cukup direspon masyarakat. Tercatat hingga 14 Oktober 2019, sebanyak 34 orang. Pendaftar terbanyak merupakan perempuan berusia 18-34 tahun. Keluhan dialami masyarakat seperti gangguan kecemasan, trauma masa lalu, dan konseling pernikahan.

Usai konseling, psikolog akan mengajukan rekomendasi lanjutan apabila peserta masih membutuhkan tindakan. Misalnya, membuat janji konseling lanjutan atau pengalihan ke psikolog lain, jika peserta merasa ada ketidakcocokan dengan psikolog sebelumnya.

“Dari awal kami membuka 30 sesi, Alhamdulillah membludak, sudah 34, targetnya sampai 40 sesi,” ucap Ketua Jurusan Psikolog FKIP UHO Yuliastri Ambar Pambudhi, S.Psi.,M.Psi, Senin (14 Oktober 2019).

Yuliastri menjelaskan, tema pada kegiatan tersebut adalah pencegahan terhadap kasus bunuh diri sehingga pihaknya berharap pelayanan gratis yang disediakan bisa membantu masyarakat dalam memberikan solusi atas masalah kehidupan mereka. Di satu sisi, layanan konseling gratis tersebut bisa membantu menyelamatkan masyarakat dari kesehatan jiwanya yang sedang tidak baik.

“Seperti dikatakan oleh WMHD (World Mental Health Day) 40 menit untuk mencegah seseorang untuk bunuh diri. Kami secara profesional menyempatkan waktu, siapa tahu dengan 40 menit tersebut dapat menyelamatkan seseorang dari keterpurukannya,” tambah Yuliastri.

Laporan: Ade Putri
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan