Ultah ke-3, Koltim Berkembang Melalui Agrobisnis dan Peternakan

  • Bagikan
Mobil hias yang menampilkan potensi Kabupaten Koltim saat karnaval dalam rangka HUT ke-3, Jumat (22/4/2016). (Foto: Hasrianty/SULTRAKINI.COM)

ADVERTORIAL
SULTRAKINI.COM: KOLTIM – Perayaan Hari Ulang Tahun yang ke-3 Kabupaten Kolaka Timur yang jatuh pada 22 April 2016, tampak semarak. Sepanjang jalan, umbul-umbul menghiasi daerah yang melepaskan diri dari Kabupaten Kolaka pada 2013 itu. Berbagai rangkaian kegiatan memeriahkan hari jadi daerah dibawah otorita Tony Herbiansyah-Andi Merya Nur, sejak Rabu (20/4/2016). Karnaval mobil hias menyemarakkan HUT ke-3 yang puncaknya dilaksanakan pada Jumat (22/4/2016). Masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menghiasi mobilnya untuk menggambarkan identitas lembaga tersebut.Koltim pun mendadak berubah seperti ibukota provinsi. Lalu lintas macet, jalan-jalan protokol dipadati ratusan masyarakat. Mereka kagum menyaksikan parodi karnaval mobil hias. \”Kami hiasi mobil dengan filosofi pos Pendapatan Aset Daerah (PAD). Karena kami adalah lembaga yang berperan untuk bagaimana mengatur agar target PAD dapat terpenuhi,\” ungkap Kadispenda Koltim, Bambang saat ditemui di sela-sela menghias mobil. Sementara itu, Bupati Koltim Tony Herbiansyah mengatakan, kegiatan karnaval bertujuan untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa Koltim telah mekar. Termasuk, partisipasi SKPD dalam rangka mamerkan kepiawaian hasil dari pekerjaannya. Menciptakan sinergi antara pemerintah dan masyarakat.Anggaran yang digunakan untuk menghias mobil karnaval dibebankan ke masing-masing SKPD itu sendiri. Artinya, tergantung dari mereka bagaimana manajemen pengelolaan keuangannya. Ia mengklaim, HUT Koltim ke-3 tidak dialokasikan dengan nominal anggaran tertentu.\”Tidak ada anggaran khusus, memang tidak dibenarkan regulasi untuk mengalokasikan dana APBD untuk hari jadi Koltim. Adapun keramaian ini, diciptakan oleh SKPD. Bahkan uang pribadi yang digunakan untuk memeriahkan kegiatan ini,\” terang Tony.Kembangkan Daerah Melalui AgrobisnisKabupaten Koltim merupakan penghasil pertanian terbesar di Sultra. Kakao menjadi unggulannya. Di tangan Tony Herbiansyah, Koltim dikembangkan melalui program pembangunan daerah berbasis agrobisnis menuju masyarakat Koltim yang sejahtera. Ia terus berupaya mempublikasi potensi sumber daya alam (SDA). Dengan begitu, investor akan terundang untuk menanam investasi.  \”Untuk mendatangkan investor, kami sedang berupaya mempromosikan daerah ini. Berupaya agar investor datang berinvestasi di Koltim dengan memanfaatkan SDA yang ada. Kakao misalnya yang dapat dikembangkan,\” ungkap Bupati Koltim, Tony Herbiansyah.Ia menjelaskan ada beberapa kecamatan yang mempunyai potensi menjadi daerah agrobisnis. Diantaranya, Kecamatan Lambandia, Aere, Ladongi, dan Dangia. Bahkan daerah itu menjadi unggulan yang tertuang dalam RPJM. Sedangkan Mowewe, Ueesi, Tinondo dan Uluiwoi dijadikan sebagai penyangga.Selain itu, saat ini pemerintah berupaya melakukan pengembangan industri rumah tangga. \”Nanti, akan dibantu peralatan dan modalnya. Dengan begitu, mereka dapat mengembangkan produk kakao. Sekarang ini sudah ada yang berhasil mengolah kakao menjadi produk jadi seperti permen. Hanya saja, sekarang sedang menunggu izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),\” kata Tony lagi. Bila izin dari BPOM sudah ada, maka produk masyarakat sudah bisa komersilkan dengan pemasaran ke toko-toko. Bahkan, kata dia, ada lembaga asal Singapura yang melakukan pembinaan, serta memberikan reward kepada pihak-pihak yang melakukan fermentasi. Kakao Kalla Industri (KKI), kata dia juga melakukan pembinaan. Dengan demikian, mutu dan kualitas Kakao yang dihasilkan jauh lebih bagus.\”Semua hasil kreatifitas masyarakat akan diperlihatkan pada pameran pembangunan di Kolaka. Misalnya, produk Kakao. Bukan dalam bentuk logo, tapi dalam bentuk setengah jadi. Bahkan sudah ada yang jadi permen,\” katanya.Genjot Investasi Peternakan Selain peternakan, Bupati Tony Herbiansyah juga mengatakan, saat ini pihaknya sedang menggadang-gadang investasi bidang peternakan. Adapun yang direncanakan yakni peternakan Kambing Etawa.Hewan jenis ini tingginya 1,40 meter, dengan berat 180 kilogram. Sudah sama dengan sapi, sebab dagingnya kualitas ekspor. Ketika investasi sudah masuk, akan membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah. \”Jadi dalam rangka untuk meningkatkan peningkatan masyarakat, maka harus dikaloborasikan APBD dengan investasi dari investor. Selain itu, menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perputaran uang,\” katanya.

  • Bagikan