Uniknya UN di SLB Mandara Kendari, Ini Cerita Sang Guru

  • Bagikan
Seorang peserta UN 2016, SLB Mandara Kendari, Bakhtiar Rifai Cholil.FOTO:Sarini Ido/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM:KENDARI- Seperti halnya sekolah lain, penyelengaraan Ujian Nasional juga dilaksanakan Sekolah Luar Biasa (SLB) Mandara Kendari. Di sekolah ini sebanyak empat siswa menjadi peserta Ujian Nasional 2016 tingkat SMA. Meskipun dengan kondisi fisik yang berbeda, siswa SLB Mandara nampak antusias mengerjakan soal UN.

 

Bahkan, para pengawas dibuat terkesima selama proses pelaksanaan UN di sekolah tersebut. Berikut kisahnya, sebagaimana dituturkan salah seorang pengawas pada SULTRAKINI.COM.

 

Mata pelajaran Bahasa Indonesia mengawali pelaksanaan UN bagi keempat siswa, yakni Bakhtiar Rifai Cholil, Irfan Sadaqah, Maryam Febriana dan muh. Idil. Sebanyak dua pengawas hadir dalam ruang ujian tersebut, yakni Nurhaeni dari SMAN 9 Kendari, dan Firdaliyatun dari SMAS Kartika Kendari.

 

Keduanya menjadi saksi bagaiman para siswa SLB Mandara Kendari yang menyandang tuna rungu tersebut, sibuk berjuang dengan lembar soal ujiannya itu.

 

Sama dengan peserta ujian di sekolah lainnya, siswa ini dihadapkan empat soal kategori yang berbeda dengan 50 nomor soal UN.

 

Seorang pengawas UN 2016 dari SMAN 9 Kendari Nurhaeni menuturkan, bahasa dan kalimat pada soal UN tidak jauh berbeda dengan yang dikerjakan peserta UN normal lainnya. Dengan bantuan pendamping tambahan dari pihak sekolah, para siswa diarahkan tahap-tahap pengerjaan UN.

 

\”Kalau dilihat mereka itu seperti orang normal. Pola pikirnya bagus, tenang kerjakan soal padahal kalimat dan bahasanya tidak jauh dengan soal umum,\” katanya.

 

Meski terkendala berinteraksi, proses pelaksanaan UN tetap lancar. Bahkan menurut Nurhaeni, ada seorang siswa yang berhenti karena mengaku capek usai mengisi biodata di lembar jawaban. Tetapi masih mau melanjutkannya lagi.

 

\”Ada satu siswa yang capek langsung berhenti. Dia goyang-goyangkan tangannya sakit. Tapi dia tetap lanjutkan,\” ucapnya.

 

Keterbelakangan mental maupun psikologi diakui Kepala SLB Mandara Kendari, Sunanto Wibowo. Bahkan ketika siswanya menolak mengerjakan sesuatu, maka mereka tidak bisa ditekan atau dipaksa untuk melakukan. Ada juga karakter para siswa yang terkadang salah merespon perintah para guru.

 

\”Mereka tidak bisa ditekan, dipaksa. Makanya sebelum ujian sudah dikasih tahu ke mereka untuk jaga kesehatan,\” jelasnya, di ruang kerjanya.

 

Ada tiga mata pelajaran yang dihadapi para siswa, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris. SLB Mandara Kendari sudah mengikuti UN untuk kali keempat. Tahun ini, hanya SLB tersebut yang menyelenggara UN tingkat SMA sederajat di Kota Kendari.

  • Bagikan