Virus Keke dan Momo Challenge Melanda Indonesia

  • Bagikan
Oleh : Surfida, S.Pd.I ( Guru TPA Nurul Hakim Nambo, Kec. Sampolawa, Busel).Foto:ist

Belum hilang keresahan orang tua, tentang adanya sebuah aplikasi yang bernama Tik-Tok. Kini orang tua dihadapkan dengan tantangan baru yaitu Kiki Challenge dan Momo Chalenge.

Kiki challenge atau keke challenge atau In my feelings chalenge adalah sebuah tantangan (challenge) dimana pemainnya harus melompat keluar dari mobil dan membiarkan pintu mobilnya terbuka. Sembari mobil berjalan pelan, pelaku tantangan harus melakukan beberapa gerakan tari sambil diiringi lagu In My Feelings Challenge dari Drake.

Dilansir dari www.idntime.com, 3/8/2018, Tantangan (Chalenge) ini awalnya di populerkan oleh Shiggy. Vidio yang diunggahnya lewat instagram pada tanggal 30 Juni 2018 dan sudah ditonton lebih dari 60 juta kali. Tarian yang dilakukan Shiggy itu dijuluki #DoTheShiggy. Dalam unggahannya di Instagram itu Shiggy menuliskan #Mood : KEKE Do You Love Me? Sontak tarian Shiggy di jalan itu menjadi viral dan kini dikenal dengan Keke Challange.

Beberapa negara sudah melarang warganya untuk memperagakan Challenge tersebut. Karena membahayakan diri pelaku dan orang di sekitarnya, karena di lakukan di Jalan Raya yang padat kendaraan. Salah satunya Negara Oman.  Pelanggar akan diganjar dengan denda 50 rial Oman (Rp1,8 juta). Selain itu SIM-nya juga akan diberi tanda pelanggaran berupa tiga poin hitam. (CNN. Indonesia).

Selain Keke Chalenge, remaja juga dihadapkan dengan Momo Challenge. Momo Challenge ini adalah nama akun media sosial yang kehadirannya ada di jaringan seperti WhatsApp, Facebook, dan YouTube. Menurut Unit Investigasi Kejahatan Komputer di negara bagian Meksiko, Tabasco, permainan dimulai di Facebook. Para pengguna ditantang untuk berkomunikasi dengan nomor yang tidak diketahui. Kemudian Momo akan menanggapi panggilan dengan gambar kekerasan sambil memberikan perintah. Bila pemain menolak untuk mengikuti perintah permainan, maka dirinya bisa merasa terancam dan akhirnya bunuh diri.

Permainan ini  untuk gadis berusia 12 tahun. Gambar yang terlihat menyeramkan.  Perempuan berambut panjang dengan mata melotot. Ini merupakan karya dari seniman Jepang, Midori Hayashi. Akan tetapi, seniman itu tidak terkait dengan permainan. Hanya gambarnya saja yang digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Menurut Rodrigo Nejm dari LSM Brazil, Safernet, hingga saat ini belum jelas persebaran Momo Challenge.

Namun ada laporan yang mengatakan bila tantangan ini terjadi di Meksiko, Argentina, Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman. Selain itu, ada kemungkinan permainan ini merupakan bentuk umpan yang digunakan para penjahat untuk mencuri data dan memeras orang di internet. Sedangkan menurut YouTuber ReignBot, sulit untuk mengikat Momo ke satu pengguna WhatsApp. Alasannya karena nomor telepon yang tidak diketahui dalam permainan ini terhubung ke setidaknya tiga nomor telepon di Jepang, Kolombia, dan Meksiko. (https://lifestyle.okezone.com, 4/8/2018). Keresahan orang tua semakin bertambah. Apalagi saat ini hampir semua remaja memiliki smartfon(HP Android).

 

Keke dan Momo produk Liberal

Kedua permainan atau tantangan di atas sangat membahayakan generasi saat ini. Karena permainan tersebut mengancam nyawa bagi pelakunya. Seharunya pemerintah kita sudah harus mengambil tindakan terhadap permainan tersebut. Dengan memblokir situs-situs yang terkait. Sehingga tidak menyebar luas di kalangan remaja, Khususnya remaja Islam

Meskipun di Indonesia saat ini belum memakan korban, tetapi pemerintah harus waspada jangan hanya sebatas memberi himbauan. Seperti tentang Tik-Tok,  blokirnya hanya sehari. Apalagi saat ini, sudah beberapa artis Ibukota yang demam Keke Challenge. (www.IDNTimes.Com,  27/7/2018). Jika  artis-artis sudah demam Challenge pasti para fans-nya juga mengikut.

Apalagi generasi Islam yang sekarang ini pola sikap dan pola pikirnya bukan lagi berasal dari Islam. Akibatnya mereka senang dengan budaya-budaya barat, semisal momo dan keke chalenge tersebut. Karena sistem saat ini sudah menjauhkan Islam dari kehidupan remaja (sekularisme) . Islam hanya cukup di Mesjid saja, Islam tidak boleh hadir dalam kehidupan sehari-hari.  Sehingga saat budaya barat menyapa remaja Islam,  mereka langsung berbondong-bondong untuk menerima tantangan tersebut tanpa melihat lagi apakah itu dilarang oleh Islam atau tidak. Produk-produk tersebut sengaja dikemas seindah mungkin supaya gampang diterima remaja.

Jika penjagaan remaja saat ini hanya diserahkan kepada orang tua. Tidak dibarengi dangan penjagaan dari negara. Maka remaja yang ada saat ini, tidak akan menjadi generasi muslim  yang visioner, produktif, kreatif dan inovatif dalam kebaikan (hamba Allah yang berperan sbg khalifah fi ardh). Mereka akan menjadi pemuda yang malas,  mereka hanya berhura-hura tanpa memikirkan kehidupan nanti atau memperjuangkan Islam. Keyakinan bahwa Allah sebagai pengatur semakin luntur dalam diri remaja.

 

Islam Penyelamat Generasi

Islam hadir bukan hanya untuk mengatur masalah ibadah Mahdho.  Tetapi Islam hadir untuk mengatur semua lini kehidupan,  termasuk pemakaian alat-alat elektronik.  Barang-barang elektronik seperti HP(handphone) dalam Islam boleh digunakan meskipun HP adalah buatan orang kafir. Karena HP tidak masuk dalam kategori hadharoh yang akan mempengaruhi akidah. HP termasuk barang madaniyah( yang dihasilkan dari sains)  dan ini tidak mempengaruhi akidah. (buku peraturan hidup dalam Islam hal. 98, karangan Syek Taqiudin An-Nabhani). Karena HP bukan masuk barang hadharoh maka HP boleh digunakan umat Islam untuk dakwah dan komunikasi.

Pemerintah dalam sitstem Islam akan selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan umatnya.  Termasuk akan menyaring situ-situs yang akan digunakan oleh rakyatnya. Islam juga akan Melarang umatnya untuk mengikuti peradaban barat yang bukan dihasilkan oleh sains. Juga melarang untuk meniru budaya barat.  Sebagaimana dalam hadist Rasulullah “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269).

Keke Challenge dan Momo Challenge tidak akan pernah lagi menjadi monster bagi remaja. Sehingga orang tua tidak was-was lagi saat melepaskan anaknya ke luar rumah. Remaja Muslim adalah tanggung jawab orang tua bersama negara.

Oleh karena itu marilah kita perjuangkan Islam agar bisa tegak di Bumi Nusantara. Yang akan melahirkan  pejuang-pejuang  tangguh yang akan memperjuangkan Islam.  Sehingga akan lahir Muhammad Al-Fatih masa kini yang akan membebaskan kota Roma.

Wallahu A’lam bisshowab.

 

Oleh : Surfida, S.Pd.I

( Guru TPA Nurul Hakim Nambo, Kec. Sampolawa, Busel)

  • Bagikan