Warga se-Liya Raya Wakatobi Keluhkan Air Bersih Tak Mengalir Lebih Sebulan

  • Bagikan
Pertemuan pihak Pemda Wakatobi dengan masyarakat Liya Raya membahas persoalan air bersih, Kamis (17/10/2019). (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Pertemuan pihak Pemda Wakatobi dengan masyarakat Liya Raya membahas persoalan air bersih, Kamis (17/10/2019). (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Lebih dari sebulan air bersih dari PDAM Wakatobi tidak mengalir ke rumah warga di Liya Raya, Kabupaten Wakatobi. Persoalan ini-pun mengundang reaksi dari warga setempat untuk berdialog bersama pemerintah terkait.

Sejumlah tokoh pemuda dan para kepala desa se-Liya Raya mengundang direktur Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Wakatobi dan kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Wakatobi untuk berdialog terkait persoalan air bersih yang tidak mengalir, Kamis (17/10/2019) malam.

Pertemuan yang dilakukan di Huma Lakapala ini juga dihadiri oleh kepala Dinas Pemerintahan Desa dan Pemberdaayan Perempuan dan Anak, kabag Kesra Sekretariat Daerah Wakatobi, dan Kesbangpol Wakatobi.

Dalam dialog tersebut, para tokoh mendesak pemerintah daerah segera mengambil langkah agar air bersih kembali mengalir ke rumah warga.

Direktur PDAM Wakatobi, Zakaria, mengatakan tidak mengalirnya air dikarenakan mesin pompa PDAM yang berada di Desa Liya Togo (sumber air) mengalami kerusakan.

“Mesinnya rusak sehingga saat ini masih dalam proses pembelian,” terang Zakariah.

Ditambahkan Kepala Dinas PU Wakatobi, Kamarudin, pengadaan mesin tersebut masih melalui tender sehingga memakan waktu lama.

Pemda pun meminta masukan dan solusi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang dari masyarakat guna mengatasi persoalan tersebut.

“Kalau uang pemerintah tidak bisa kita main ambil saja, ada proses yang harus kita lalui, saya juga belum bisa pastikan kapan mesin itu tiba di Wakatobi,” ucap Kamarudin.

Kepala Desa Liya Mawi, Hariono, menegaskan solusi jangka pendek yang diambil PDAM hari ini dengan membawa air bersih menggunakan mobil damkar tidak efektif karena tidak akan menjangkau semua masyarakat.

“Bagaimana dengan orang tua yang sudah lansia, masa mereka mau angkat-angkat air menggunakan ember dari mobil,” ujarnya.

Salah seorang warga Desa One Melangka, Bules menerangkan kerusakan mesin pompa air PDAM bukan kali pertama terjadi. Melainkan dari tahun ke tahun namun belum ada langkah antisipasi dari instansi terkait.

“Kan dari tahun ke tahun kita sudah tahu pasti terjadi saja kerusakan mesin. Kenapa tidak disiapkan tiga atau empat mesin di setiap sumber air agar mesin satu rusak masih ada mesin cadangan. Tapi ini tiba masa tiba akal. Ujung-ujungnya masyarakat lagi yang dirugikan,” ucapnya.

Usai melalui perdebatan panjang, akhirnya diputuskan solusi jangka pendek yang diambil pihak PDAM, yakni tetap bekerjasama dengan damkar agar setiap hari membawa air bersih untuk masyarakat Desa Liya Togo, Liya Bahari, Liya Mawi, dan Liya Onemelangka.

Sementara solusi jangka menengah, PDAM berencana melakukan penyambungan pipa air dari Desa Numana ke Desa Liya Onemelangka sehingga air dapat mengalir air dari Desa Numana ke Liya Raya.

Sedangkan jangka panjangnya, PDAM dan Dinas PU akan berupaya menambah mesin pompa di setiap sumber air guna antisipasi terjadinya kerusakan mesin di titik tertentu.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan