Warga Sultra di Banjarmasin Siap Meriahkan Hari Pers Nasional

  • Bagikan
Dari kiri: Abdul Rahman, La Alihi, Aminuddin, Makmun, Gafar (PWI Sultra), Ketua PWI Baubau La Ode Aswarlin, Sekretaris PWI Baubau Yuhandri Hardiman.

SULTRAKINI.COM: Warga Sultra yang tergabung dalam Paguyuban Keluarga Sultra di Banjarmasin siap memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 yang berlangsung di Banjamarmasin, Kalimantan Selatan pada Jumat-Minggu (7-9/1/2020).

Hal itu diungkapkan sejumlah tokoh masyarakat Sultra saat menerima kunjungan perwakilan PWI Sultra dan PWI Baubau, Kamis 23 Januari 2019.

Pertemuan yang berlangsung di salah satu kediaman warga Sultra, kompleks Perumahan Wildan, Kelurahan Telaga Biru, Kota Banjarmasin, dihadiri perwakilan tokoh masyarakat Sultra masing-masing, Makmun, La Alihi, AKP Abdul Rahman, dan Aminuddin.

“Pertemuan berlangsung penuh suasana kekeluargaan. Kami yang hadir dalam pertemuan antara lain utusan PWI Sultra yang diwakili Ketua Bidang Siwo Gafar, Sekretaris PWI Baubau Yuhandri Hardiman dan perwakilan Pemkot Baubau Hamzah Palaloi,” ungkap Ketua PWI Baubau, La Ode Aswalin, dalam rilisnya, Jumat (24/1/2020).

Dalam kesempatan itu, pihak Paguyuban Sultra menyampaikan kesiapannya untuk mendukung kegiatan HPN di Banjarmasin, termasuk menghadiri malam Galadiner dalam rangka menerima surat keputusan PWI Pusat yang menunjuk Sultra sebagai Tuan Rumah HPN 2021.

Warga Sultra di Banjarmasin juga akan menghadiri kegiatan peluncuran buku Wali Kota Baubau AS Tamrin dalam kegiatan Bedah Buku “Po-5 Gema Pancasila dari Baubau”.

“Sebagai bentuk dukungan, kita akan hadir dan memakai pakaian sentuhan Buton,” jelas Rahman mewakili masyarakat Sultra di Banjarmasin.

Untuk diketahui, malam gala diner penyerahan surat keputusan Sultra sebagai tuan rumah HPN 2021 berlangsung di Aula Hotel Golden Tulip pada 7 Februari 2020. Dihari yang sama pada sore hari akan digelar bedah buku Polima Gema Pancasila dari Baubau.

Polima memuat tentang nilai-nilai moral dan etika orang Buton yang berlaku dalam tatanan kehidupan masyarakat sejak masa Kesultanan Buton. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dipandang relevan dengan pancasila dan dipraktekkan kembali di masa pemerintahan AS Tamrin sebagai instrumen revolusi mental.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan