Warga yang Bentrok di Kecamatan Siontapina Saling Ikrar Damai

  • Bagikan
Penandatanganan deklarasi ikrar damai oleh masyarakat Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton di hadapan Gubernur Sultra, Ali Mazi. (Foto: Ist)
Penandatanganan deklarasi ikrar damai oleh masyarakat Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton di hadapan Gubernur Sultra, Ali Mazi. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: BUTON – Bentrok antarwarga di Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara berakhir dengan deklarasi damai yang diprakarsai Polres Buton bersama Pemkab Buton, Kamis (12 Desember 2019).

Pembacaan naskah deklarasi damai oleh masyarakat Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Kecamatan Siontapina terlaksana di Desa Gunung Jaya yang disaksikan oleh Gubernur Sultra, Ali Mazi, Danrem 143 HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto, Dandim 1413 Buton Letkol Inf Arif Kurniawan, Kapolres Buton AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga, Bupati Buton La Bakry, Kajari Buton Wiranto, Anggota DPRD Buton Sabaruddin Paena, dan sejumlah pejabat lingkup Pemprov Sultra dan Pemda Buton.

Isi ikrar damai tersebut berisikan lima poin. Pertama, sepakat damai. Kedua, siap menjaga dan membangun ketentraman dan ketertiban lingkungan secara terus-menerus demi kelangsungan hidup bersama dalam terlaksananya bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ketiga, tragedi yang menimpa Desa Gunung Jaya akibat persoalan intoleransi dijadikan sebagai sejarah pengalaman pahit untuk tidak terulang kembali mulai saat ini sampai anak cucu secara turun temurun.

Keempat, dalam rangka menjaga harmonisasi ketertiban dan ketentraman dalam tatalaksana bermasyarakat berbangsa dan bernegara, masyarakat Gunung Jaya dan Sampuabalo mengedepankan pendekatan penanganan persoalan melalui pemerintah desa dan tokoh adat sebelum ke ranah hukum yang berlaku bila tidak teratasi.

Kelima, setiap persoalan pribadi akan diselesaikan secara pribadi dan tidak dibenarkan melibatkan isu kelompok suara maupun membawa nama. Keenam, tunduk dan patuh pada aspirasi yang dibuat masing-masing desa baik aspirasi dari masyarakat Desa Gunung Jaya maupun aspirasi dari masyarakat Desa Sampuabalo yang menjadi satu kesatuan tak terpisahakan dengan naskah perdamaian.

Bupati Buton, La Bakry menyambut gembira atas kehadiran gubernur Sultra dalam deklarasi damai tersebut. Sementara deklarasi damai ini akan dijadikan sebagai momen dalam menatap masa depan yang lebih cerah, utamanya Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo.

“Kedatangan gubenur Sultra bersama forkopimda Sultra memacu kami untuk terus merajut tali silaturahmi dan menjaga persatuan dan kesatuan di Kabupaten Buton, khususnya masyarakat Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo, Kecamatan Siontapina,” ucapnya.

Kepala Desa Sampuabalo, La Jahidi dan Kepala Desa Gunung Jaya, La Rusli berharap konflik antarwarga pada Juni 2019 tersebut tidak terulang dan terjalin komunikasi yang harmonis antara kedua desa.

La Rusli mengaku, masyarakat Desa Gunung Jaya menerima dengan tulus perdamaian yang tertuang dalam naskah damai tersebut.

Hal ini juga sejalan dengan harapan La Jahidi. “Mudah-mudahan sampai seterusnya isi deklarasi damai ini menjadi ingatan dan harapan kedua desa. Mudah-mudahan respon pemerintah tidak sampai hari ini saja, tapi ke depannya terus dijaga,” ujar La Jahidi.

Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengatakan deklarasi damai patut disyukuri, termasuk menunjukkan kesadaran kepada semua masyarakat di dua desa memiliki kesadaran untuk hidup berdampingan bersama-sama.

“Damai itu indah. Ini kita harus tanamkan dalam diri kita sampai dalam sanubari kita. Jangan ada lagi konflik. Jangan ada lagi pertikaian. Mari kita tutup peristiwa yang telah berlalu dan kita lahir sebagai bayi kembali.,” terang Ali Mazi.

Diberitakan sebelumnya, warga di Desa Sampuabalo dengan Desa Gunung Jaya sempat bentrok di momen Idul Fitri pada Juni 2019. Bentrok antarwarga ini dipicu oleh tak terimanya pengendara ditegur usai membunyikan motor seperti meraung-raung. Bentrokpun tak terelakan, meski sempat dilerai oleh pihak kepolisian setempat.

Insiden ini menimbulkan korban jiwa, dibakarnya sejumlah rumah warga, hingga digiringnya 30an warga ke Mapolda Sultra.

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan