Wujudkan Target Penggunaan Listrik 6,9 Pertahun, OJK Gandeng UHO Kembangkan Kurikulum

  • Bagikan
Kepala Sub Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sultra, Ridhony (tengah). (Foto: OJK Sultra)
Kepala Sub Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sultra, Ridhony (tengah). (Foto: OJK Sultra)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Peringati Hari Listrik Nasional Ke-74 dan Inklusi Keuangan, Otoritas Jasa Keungan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) berkolaborasi dengan Universitas Halu Oleo (UHO) melalui Himpunan Mahasiswa Elektro Fakultas Teknik dengan harapan menjadi stimulus anak-anak muda untuk terus meningkatkan kapasitas diri, termasuk menggerakkan dunia pendidikan untuk mengembangkan kurikulum yang dapat menjawab kebutuhan atas perubahan zaman.

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 143K/20/MEM/2019 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2038, ESDM memproyeksikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik nasional sekitar 6,9 persen per tahun.

Kepala Sub bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sultra, Ridhony, mengatakan proyeksi tersebut dapat tercapai apabila rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 6 persen, rata-rata inflasi sekitar 3,5 persen, rata-rata pertumbuhan penduduk sekitar 0,8 persen, target rasio elektrifikasi sekitar 99,9 persen pada 2019 dan 100 persen pada 2020.

“Proyeksi ini juga mengakomodasi semua potensi permintaan untuk kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan industri, smelter, dan kendaraan listrik,” kata Ridhony, Rabu (23/10/2019).

Ridhony memaparkan, secara sederhana inklusi keuangan, yakni segala upaya agar mayarakat terakses pada sektor keuangan formal atau industri jasa keuangan. Gerakan Inklusi bukan hanya mendorong masayarakat punya akses, akan tetapi mampu terakses bahkan dapat menggunakan akses tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan orang lain, salah satunya melalui kewirausahaan.

“UMKM adalah salah satu pondasi perekonomian Indonesia. UMKM dapat berjalan tentu memerlukan sumber daya energi untuk menjalankan usahanya. Salah satunya listrik. Tanpa listrik bisnis lama-kelamaan akan berhenti, namun tanpa bisnis listrik tak memiliki arti. Kedua unsur ini saling membutuhkan untuk menguntungkan, atau dikenal dalam istilah biologi, simbiosis mutualiame. Inilah yang menjadi dasar kenapa pemerintah menggalakkan program pembangunan infrastruktur 35.000 MW,” jelas Ridhony.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan