SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Kebijakan bebas visa kunjungan, pencabutan aturan kunjungan yacht dan penghapusan cabotage untuk kapal pesiar, membuka peluang industri selam (diving industry) di Indonesia berkembang.
\”Dulu, di setiap pameran selam, Indonesia tenggelam di antara Thailand dan Malaysia,\” kata Donny Lopulalang, dari Bastianos Dive Resort. \”Kini, setelah berbagai deregulasi, Indonesia berani berpromosi besar-besaran dan industri selam tanah air optimistis berkembang,\” katanya.
Bastianos Dive Resort adalah satu dari beberapa pelaku industri selam tanah air yang mengisi booth Wonderful Indonesia di Diving and Resort Travel (DRT) Expo Taiwan 2016.
Senada dengan Lopulalang, pemilik Yo Dive Lembeh, Jaymie Ooi mengatakan, durasi pameran yang sangat tinggi membuat pelaku industri selam di Indonesia bergairah menjaring pasar. Ia juga mengatakan Kemenpar kini sangat serius setiap kali tampil di pameran-pameran besar.
\”Di DRT Taiwan, Kemenpar serius menggarap booth agar menarik dan mendominasi,\” kata Ooi.
Yo Dive Lembeh beroperasi di Manado, dan melayani wisata selam di Bunaken dan Lembeh Island. Ooi mengatakan dampak pameran di DRT 2016 Taiwan akan terlihat dalam beberapa pekan ke depan.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar, Vinsensius Jemadu mengatakan, ada ratusan pameran pariwisata yang diikuti Indonesia sepanjang 2016. Khusus wisata selam, jumlah pameran yang diikuti sekitar 40.
\”Kami berjuang menebarkan pesona Indonesia ke dunia. Kita bisa merealisasikan target 20 juta wisman pada tahun 2019,\” kata Jemadu.
(Kemenpar RI)