BLUD RS Konawe Fasilitasi Penginapan Keluarga Pasien dengan Rumah Singgah

  • Bagikan
Rumah Singgah untuk menginap sementara bagi keluarga pasien BLUD RS Konawe. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara menghadirkan fasilitas pendukung demi mengoptimalkan pelayanan kepada pasien dan keluarga.

BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe menambah fasilitas pendukung, berupa Guest House atau Rumah Singgah bagi keluarga pasien yang dirawat inap.

Rumah Singgah ini diperuntukkan untuk keluarga pasien yang jauh dari rumah sakit sehingga tidak harus pulang balik. Mereka bisa tinggal sementara. Misalnya, keluarga pasien dari Kabupaten Kolaka, Konawe Utara, Kabupaten Kolaka Timur, dan sekitarnya yang dirujuk di BLUD RS Konawe.

Bangunan ini berada di belakang BLUD RS Konawe, Kelurahan Tuoy, Kecamatan Unaaha atau bangun eks Sekolah Keperawatan yang dialih fungsikan.

Direktur BLUD RS Konawe, Agus Lahida, menyampaikan kebanyakan keluarga pasien rujukan sering menemani keluarga yang dirawat dengan membawa tikar, bantal, kemudian mereka tidur di mana saja. Sehingga tanpa dia sadari berpengaruh pada kesehatannya karena tidur di lantai.

“Kemudian bisa mengganggu pelayanan kalau banyak masuk di ruang pasien. Kami berkoordinasi dengan Pemda untuk memanfaatkan gedung itu sebagai Rumah Singgah keluarga pasien,” tambahnya, Sabtu (26 Februari 2022).

Selain itu, di masa pandemi Covid-19, BLUD RS Konawe telat menetapkan aturan pembatasan jumlah keluarga untuk menginap di ruangan pasien maupun pengujung.

“Kalau penjaga pasien itu rata-rata satu orang, kita bisa maksimalkan dua jika kondisi pasien kurang bagus seperti di ruang ICU,” sambung Agus.

Dengan adanya aturan tersebut, pihak BLUD RS Konawe membuat konsep memberikan fasilitas untuk keluarga pasien yang rawat inap baik di lingkup Konawe maupun daerah lain.

Sementara ruang Rumah Singgah disiapkan sebanyak enam unit dan setiap ruangan mampu menampung sekitar delapan orang serta disediakan penitipan barang/loker.

Tarif harganya cukup murah hanya Rp 10 ribu permalam, untuk golongan yang mampu jika tidak mampu akan digratiskan. Rumah Singgah juga dilengkapi dengan fasilitas memadai, seperti kipas angin, TV, dan kamar mandi dalam.

“Kalau tidak mampu bisa dibuktikan dengan surat pengantar dari lurah atau desa,” jelas Agus.

Dia juga mengakui, konsep Rumah Singgah sudah ada dari 2020, bahkan digunakan pada 2021. Namun perlu ditingkatkan dari segi informasi kepada masyarakat yang belum mengetahui Rumah Singgah tersebut.

“Kadang-kadang mereka masih belum paham dengan adanya rumah singgah dia bisa bantu percepatan penyembuhan kelurganya dirawat dan juga kesehatan diri sendiri,” pungkasnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan