SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari terus berupaya memberantasan penyalagunaan narkotika dan obat-obatan dan mengupayakan pencegahanya agat tidak masuk lingkungan sekolah. Dalam upaya tersebut, BBN mengintegrasikan kurikulum berbasis narkoba, ke dalam materi Pembelajaran Iman dan Tatwa (Imtak) di Sekolah.
Kepala BNN Kota Kendari Murniaty mengatakaan, jika tingkatan Sekolah dasar dan menegah dilakukan model integrasi kurikulum narkoba disejumlah mata pelajaran, beda halnya di tingkat SMA sederajat yang menggunakan pembelajaran imtak sekolah untuk mengkolaborasikan pendidikan narkoba.
“Di tingkat SD dan SMP pembelajaran narkoba masuk di kurikulum terintegrasi. Kalau SMA sederajat masuk di bidang Imtak,” katanya, Senin (31/10/2016).
Meski pertemuan awal BNN dengan sejumlah sekolah SMA belum ada rujukan implementasi terkait hal tersebut, kata Murniaty, pihaknya tetap mengharapkan pemberantasan narkoba dapat didukung pihaknya melalui peran para guru sekolah. Mengingat penyalagunaan narkotika dan obat-obatan terlarang didominasi tingkatan pelajar.
BNN Kendari mencatat sejak Januari sampai Oktober 2016, sebanyak 140 orang sedang dalam penanganan rehabilitasi rawat jalan maupun rawat inap. Penggunaannya bervariasi mulai dari bahan-bahan narkoba, mumbul dan obatan terlarang lainnya. “140 orang itu dalam proses (BNN), ada di rehabilitasi jalan sampai inap di rujuk di tiga kota. Jumlah didominasi pelajar,” jelas Murniaty.
Pemberantasan ini juga memerlukan peran serta orangtua dan masyarakat. Sebab para pengedar umumnya memperalat anak remaja sebagai korban penyalagunaan narkoba. “Masyarakat jangan hanya melihat-lihat di dapan mata, adukan. Perlu digaris bawahi, pelayanan BNN gratis. Bahkan tes urine juga,” ujarnya.