BPOM Kendari Awasi Pangan Takjil Ramadan, Hindari Penyalahgunaan Empat Bahan Makanan ini Berbahaya

  • Bagikan
Pemeriksaan sampel Pangan Takjil di Pasar Anduonuhu, (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Pemeriksaan sampel Pangan Takjil di Pasar Anduonuhu, (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dalam rangka intensifikasi pengawasan jajanan pangan berbuka puasa di bulan Ramadan 1442 Hijriah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kendari  melakukan pengawasan terpadu pangan takjil di Kota Kendari.

Pengawasan tersebut dilaksanakan di tiga titik lokasi penjualan takji di Kota Kendari yakni, di Pasar Andounohu, Sao-sao dan Bundaran Pesawat, Selasa (13/4/2021).

Kepala BPOM kendari, Yoseph Nahak Klau mengatakan pengawasan takjil ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan kehadiran melindungi masyarakat dalam mengonsumsi pangan buka puasa atau takjil sepanjang Ramadan dan memberi kepastian, juga keyakinan kepada masyarakat bahwa pemerintah mengawasi pangan takjil.

“Untuk pengawasan pangan takjil kita mulai hari ini dan kita akan programkan mengenai mengawal pangan takjil itu sehingga masyarakat tidak ragu untuk mengkonsumsi atau berbuka dengan pangan takjil,” kata Yoseph.

Ia juga mengatakan seminggu yang lalu pihaknya sudah melakukan pengawasan pangan dan fokus pada pengawasan pangan kemasan. 

“Pengawasan pangan kemasan ini sudah dilakukan, bahkan pengawasannya juga sudah dilakukan di kabupaten dan akan terus dilakukan sepanjang bulan Ramadan ini,” ujarnya.

Saat turun melakukan pengawasan di lapangan, BPOM Kendari menyediakan mobil labolatorium keliling dan langsung melakukan uji dilokasi pengawasan pangan takjil.

“Langsung kita uji ditempat dan disini kami juga lakukan edukasi. Jadi ini konsepnya terpadu, ada pengawasannya, pengambilan sampel, dan diuji ditempat, kemudian edukasi juga kita berikan termasuk edukasinya menyangkut sanitasi dan pengolahan, penjualan pangan jajan,” terangnya.

Dalam pengawasan takji kali ini, BPOM Kendari fokus pada empat bahan berbahaya karena dari kajian Badan POM sampai sejauh ini empat bahan berbahaya itu yang masih sering disalah gunakan pada makanan termasuk pada takjil.

Keempat fokus pengawasan tersebut diantaranya, penggunaan boraks, pewarna makanan meliputi pewarna tekstil dan pewarna kertas, serta pewarna merah Rodamin B dan kuning metanililo.

“Ini ada empat fokus pengawasan, penggunaan pewarna itu biasanya menarik, fokus kita jangan sampai ada penyalahgunaan pewarna makanan, karena itu mengandung formalin,” jelas  Yoseph.

“Kita ini menguji empat bahan berbahaya, karena dari kajian resiko empat ini lah yang paling masih sering digunakan,” sambungnya.

Kemudian, jika dalam pengawasan ini BPOM mendapatkan menu takjil yang mengandung empat fokus pengawasan tersebut maka akan menyarankan kepada penjual supaya tidak dijual pangan tersebut.

“Saya percaya masyarakat kita apalagi ini bulan Suci Ramadan pasti kalau kita memberitahu pada mereka pangan yang dijual ini mengandung bahan berbahaya pasti mereka akan patuh untuk tidak menjual,” ucapnya.

Adapun hasil uji lab BPOM Kendari di tiga lokasi yang menjadi fokus pengawasan takjil dari sampel takjil di pasar Anduonohu disampling sejumlah 32, Lepo-lepo 21, Sao-sao 33 sampel. Hasil uji Kit (Methanil yellow, Rhodamin-B, Formalin dan Boraks) semua Memenuhi syarat (MS). (B)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan