BPOM RI Edukasi Generasi Emas 2045 di Sultra Bahaya Makanan dalam Kemasan

  • Bagikan
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito, saat mengedukasi siswa-siswi di SDN 92 Baruga Kota Kendari, Kamis (5/12/2019) (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito, saat mengedukasi siswa-siswi di SDN 92 Baruga Kota Kendari, Kamis (5/12/2019) (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Penny K. Lukito, bertandang di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, memberikan edukasi program Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) di SDN 92 Baruga Kota Kendari, tentang bahaya obat dan makanan dalam kemasan, Kamis (5/12/2019)

Penny K. Lukito mengatakan salah satu tugas badan POM adalah mengedukasi masyarakat dikaitkan dengan tentang aspek keamanan pangan. Walaupun tugasnya badan POM secara umum adalah pengawasan, pembinaan industri obat dan makanan, dan juga penindakan. Tapi salah satunya ada juga yakni mengedukasi masyarakat dan para pelaku usaha agar bisa memenuhi standar yang ada dan berdaya saing produknya.

“Kali ini, kita juga bekerjasama dengan para pelaku usaha yang juga mempunyai tanggung jawab dalam mengedukasi masyarakat, kita melakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) ke masyarakat terutama siswa-siswi disini yang merupakan generasi emas tahun 2045 di Sultra ini yang akan datang,” kata Penny K. Lukito, usai memberikan edukasi pada siswa-siswa di SDN 92 Baruga tentang obat dan makanan dalam kemasan.

Menurut Penny K. Lukito, kedepannya mereka ini (siswa-siswi) adalah merupakan para pemimpin kita (the future generation). Jadi sejak kecil mereka ini harus diberikan pemahaman bagaimana memilih produk kemasan makanan. Apalagi sekarang ini dengan gencarnya berbagai cara penjualan yang sangat langsung terpapar pada masyarakat. Padahal bisa jadi produknya itu tidak aman, bermutu dan tidak bermanfaat bagi nutri dan kesehatannya.

“Jadi harus diberi informasi dari awal terurtama anak-anak, anak remaja, para milenial, mereka adalah future geration, sehingga mereka yang menjadi target kita untuk menjadi konsumen yang cerdas,” ungkap Lukito sapaan akrabnya.

Lukito juga mengungkapkan ada beberapa cara yang harus ditanamkan nilai-nilai dan informasi bagi anak-anak, bagaimana cara dan potensi bayaha pangan kemasan serta bagaimana cara memilih makanan dalam kemasan, yakni dengan cara ceklik, cek label, cek izin edar, dan cek tanggal kadaluarsa.

“Termasuk didalamnya turut kita edukasi bagaimana melihat aspek nutrisi, ada nilai gizi makanan didalam produk kemasan tersebut, yang harus dilihat terutama aspek, kandungan gula, garam, dan lemak,” ucapnya.

Dia juga menjelaskan, di satu sisi kalau makanan jika kelebihan nutrisi akan menyebabkan tubuh tumbuh dengan baik dan menjadi sumber daya manusia yang unggul. Tapi disisi lain kalau kita kelebihan gula, garam dan lemak dari sejak kecil maka akan ada penyakit berat badan (obesitas) yang pada akhirnya akan menimbulkan penyakit lain dimasa generatif.

“Penyakit yang disebabkan oleh lifestyle yang jelek, dikaitkan dengan konsumsi pangan, itu menjadi tugas kita semua untuk mengawasinya,” kata Lukito.

Selain itu, Lukito juga menilai, bahwa kaitannya dengan pengawasan obat dan makanan setiap daerah mempunyai khususan sendiri-sendiri. Olehnya itu, disini (Kota Kendari) perlu diedukasi karena daerahnya yang agak sulit untuk dijangkau, sehingga harus terus ada upaya dan perbuatan.

Apalagi disini, menurutnya, adalah lintas. Jadi ada tempat-tempat khusus dimana juga penyelundupan bisa masuk, dan juga ini merupakan jalur dimana barang-barang yang ilegal bisa dari makasar masuk.

“Terakhir ini banyak penggunaan barang-barang atau obat-obat terlarang seperti PCC waktu itu. Jadi itu terus kita lakukan dengan mengedukasi masyarakat,” urainya.

 

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan