BPS Perkirakan Hingga Akhir Tahun Sultra Mampu Produksi 308,14 Ribu Ton Beras

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra, Agnes Wiadiastuti, saat menyampaikan perkembangan produksi padi di Sultra, Senin (2/11/2020) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Kepala BPS Sultra, Agnes Wiadiastuti, saat menyampaikan perkembangan produksi padi di Sultra, Senin (2/11/2020) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Berdasarkan hasil survei kerangka sampel area (KSA), puncak panen padi pada di Tahun 2020 ini tidak mengalami perubahan jika dibandingkan 2019. Puncak panen padi pada 2020 terjadi pada bulan Mei, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada bulan Mei.

Disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengga, bahwa realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2020 sebesar 85,22 ribu hektar atau mengalami penurunan sekitar 8,37 ribu hektar (8,91 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 93,90 ribu hektar.

Kepala BPS Sultra, Agnes Wiadiastuti, mengatakan potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 47,46 ribu hektar. Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada 2020 mencapai 132,99 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 0,64 ribu hektar (0,49 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 132,34 ribu hektar.

“Luas panen tertinggi pada 2020 terjadi pada Mei yaitu sebesar 23,17 ribu hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 1,12 ribu hektar,” ujar Agnes, Senin (2/11/2020).

Dikatannya, produksi padi di Sultra sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 329,92 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 19,99 ribu ton (5,71 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 349,91 ribu ton GKG.

Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 209,44 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 539,35 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 19,65 ribu ton (3,78 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 519,71 ribu ton GKG.

“Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Oktober, yaitu sebesar 102,19 ribu ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 4,5 ribu ton,” kata Agnes.

Lanjutnya, ini sama halnya dengan dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Oktober.

Di Sultra ada tiga kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, dan Konawe Selatan. Dan tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Wakatobi, Buton Tengah, dan Buton Selatan.

“Kenaikan produksi padi yang relatif besar pada 2020 terjadi di Konawe, Kolaka Timur, dan Buton Utara. Namun penurunan produksi padi pada 2020 yang relatif besar terjadi di Bombana, Konawe selatan, Kolaka, dan Baubau,” ungkapnya.

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 setara dengan 188,49 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 11,42 ribu ton (5,71 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 199,91 ton. Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 119,66 ribu ton beras.

Maka dapat di simpulkan, potensi produksi beras pada 2020 diperkirakan mencapai 308,14 ribu ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 11,22 ribu ton (3,78 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019 yang sebesar 296,92 ton.

Produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Oktober, yaitu sebesar 58,38 ribu ton, dan produksi beras terendah terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 2,61 ribu ton. Sama halnya dengan produksi pada 2020, produksi beras tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Oktober. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan