SULTRAKINI.COM: KENDARI – PT Bank Syariah Indonesia Tbk., entitas usaha hasil penggabungan tiga bank syariah milik Himbara, resmi hadir dan beroperasi di Indonesia juga di Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
Bank Syariah Indonesia (BSI) telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada Senin, 1 Februari 2021. BSI terbentuk dengan merger tiga bank syariah milik Himbara yakni PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Brand Manager BSI Kantor Cabang Kendari A Silondae 1, Adam Malik, mengatakan BSI berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat yakni menjadi bank yang inklusif, modern, universal, dan terus mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai layanan lengkap serta inovatif bagi masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip Syariah.
“BSI memiliki fokus untuk menumbuhkan segmen UMKM dalam ekosistem yang terintegrasi, melayani segmen retail dan consumer, serta mengembangkan segmen wholesale dengan produk yang inovatif termasuk pengembangan bisnis global, seperti global sukuk,” ujar Adam Malik, Jumat (5/2/2021).
“BSI akan dijalankan sesuai dengan prinsip Maqashid Syariah. Selain menjalankan fungsi intermediari dan menyalurkan pajak, Bank Syariah Indonesia juga memiliki konsep yang dapat dioptimalkan untuk melakukan pemerataan ekonomi masyarakat melalui Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf (ZISWAF),” sambungnya.
Lanjut Adam, BSI akan berupaya untuk mendapat segera wujudkan visi untuk menjadi bagian dalam top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, serta menjadi champion bank syariah dengan meraih potensi pasar syariah yang selama ini belum tersentuh secara optimal.
Adam menjelaskan penggabungan kegita Bank Syariah ini merupakan menggabungkan kekuatan dengan tujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi Syariah Indonesia yang besar, didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN.
BSI saat ini berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (ticker code: BRIS). Pasca merger, Bank Syariah Indonesia adalah bank Syariah terbesar di Indonesia.
“Sampai dengan bulan Desember 2020, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset mencapai sekitar Rp240 triliun, modal inti lebih dari Rp22,60 triliun, total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp210 triliun, serta total pembiayaan Rp157 triliun. Selain itu laba terkonsolidasi Bank Syariah Indonesia per Desember 2020 mencapai Rp2,19 triliun,” ungkapnya.
Kemudian, dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.241 kantor cabang, sekitar 2.447 jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Nusantara.
“Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan oleh Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri,” tutupnya. (C)
Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng Sitaba