Bukti Otodidak Itu Menyenangkan, Yuk Ubah Sampah Jadi BBM

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Berinovasi dari limbah sudah sering dilakukan oleh segelintir masyarakat di Indonesia. Namun bagaimana jika sampah plastik diubah menjadi bahan bakar minyak oleh Bhabinkamtibmas untuk mengurangi polusi sampah di lingkungan masyarakat.

Sampah memang kadang bikin pusing. Selain mengotori lingkungan akibat dibuang sembarangan tempat, juga membahayakan kesehatan masyarakat.

Rasa pusing itu rupanya merambat ke pikiran Briptu Agus Hartono, seorang Bhabinkamtibmas wilayah Wundolako, Kelurahan 19 Nopember di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Polisi yang biasanya membasmi kejahatan maupun menangani kasus pidana, kini berinovasi membasmi sampah plastik yang semakin menumpuk di wilayah binaannya.

Briptu Agus bercerita bagaimana dirinya bereksperimen dengan sampah dari ilmu otodidaknya.

Tumpukkan sampah sekitar 1 kilogram hasil pembakaran mampu menghasilkan bahan bakar jenis solar dan bensin 0,8 liter. Bahan baku diutamakan sampah plastik jenis low density polyethylene (LDPE), yaitu termoplastik yang terbuat dari minyak bumi seperti kantong kresek.

Briptu Agus Hartono memperlihatkan proses pengelolaan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. (Foto: Zulfikar/SULTRAKINI.COM)
 
Briptu Agus Hartono memperlihatkan proses pengelolaan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. (Foto: Zulfikar/SULTRAKINI.COM)

Proses sampai menghasilkan BBM ternyata dibutuhkan setahun lamanya polisi satu ini demi menguasai ilmunya. Dalam eksperimennya, proses konversi dari plastik ke BBM dibutuhkan proses pembakaran atau penyulingan dalam suhu di atas 430 derajat celcius yang istilah kimianya disebut pirolisis, yaitu proses dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya. Dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas atau sederhananya proses mengubah limbah plastik ke minyak yang dapat digunakan.

“Saya pelajari tentang sistem kerja penyulingan minyak bumi, ternyata pada titik didih sekian, dengan proses pirolisis, yaitu pembakaran plastik dalam ruangan hampa pada suhu tertentu dia membentuk uap, dari uap tersebut dengan suhu tertentu juga, kemudian membentuk cairan bahan bakar berjenis solar dan bensin,” terangnya, Kamis (20/9/2018).

Meski sukses dengan eksperimennya, pria kelahiran Kendari, 3 Oktober 1988 itu mengaku masih memiliki banyak kendala di aspek keamanan dan seberapa ramahnya dengan lingkungan. Sebab, belum masuk uji laboratotium serta modal pengembangan alatnya masih terbatas.

Ia berharap, Pemda Kolaka maupun unsur terkait mau membantu memfasilitasi pengembangan inovasinya itu menjadi bahan bakar alternatif dari bahan baku sampah yang bisa dimanfaatkan banyak orang.

“Kendala sekarang pertama modal untuk melakukan penelitian, kemudian penemuan saya ini belum diuji coba di laboratorium apakah ramah lingkungan apa tidak, juga hak cipta dari penemuan saya ini lebih bagus dibuatkan secepatnya jangan sampai diklaim orang lain. Saya harap kepada pemerintah setidaknya dapat membantu saya dalam mengembangkan ini,” ucap dia yang pernah menjuarai Lomba Teknologi Tepat Guna yang dilaksanakan Pemda Kolaka.

Rencana kedepannya, ia akan mengembangkan limbah plastik tersebut dalam bentuk BBM jenis minyak tanah dan gas.

“PR saya untuk sekarang dua lagi. Saya ingin ubah ke minyak tanah dan kedua menjadi gas. Makanya sekarang bagaimana saya kembangkan alat ini paling tidak standar modern, dalam artian mudah lagi bisa mendapatkan BBM, dan hasilnya bisa maksimal,” lanjutnya.

(Baca: Terima Penghargaan, Bhabinkamtibmas Ini Sulap Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar)

Laporan: Zulfikar
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan