Bupati Konawe Beri Penghormatan ke Makam Raja Lakidende hingga Ritual Mosehe Sambut HUT Konawe

  • Bagikan
Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa mengunjungi makam Raja Lakidende, (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Dirgahayu Kabupaten Konawe, Kery Saiful Konggoasa bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe Ferdinand Sapan dan jajaran pimpinan serta staf OPD mengunjungi makam Raja Lakidende di Kecamatan Unaaha, Jumat (24 Februari 2023).

Ziarah tersebut dipimpin langsung oleh juru kunci penjaga makam Raja Lakidende dengan mengirimkan doa ayat suci al-quran.

Pelaksanaan kegiatan ini selain sebagai rasa syukur dan penghormatan juga sebagai upaya Pemkab Konawe dalam melestarikan budaya adat Tolaki serta menanamkan nilai-nilai budaya kepada masyarakat Konawe.

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa menyampaikan, ziarah itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan serta penghargaan kepada leluhur di Konawe.

“Ziarah ini dilakukan sebagai bentuk rasa hormat dan bangga kita kepada pada leluhur,” katanya.

Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa mengunjungi makam Raja Lakidende, (Foto: Ist)

Setelah Ziarah makam, rombongan Bupati Konawe melanjutkan ritual penghormatan kepada para leluhur di pelataran kantor Bupati Konawe dengan cara adat Mosehe.

Kata dia, Mosehe adalah ritual atau kebiasaan masyarakat Tolaki khususnya di Konawe yang harus dijaga meskipun di tengah perkembangan zaman modern sekarang ini.

Mosehe adalah tradisi Suku Tolaki yang dilaksanakan dalam skala besar dan diikuti oleh seluruh masyarakat. Mosehe berasal dari dua kata yaitu Mo dan Sehe yang memiliki arti melakukan sesuatu yang suci.

“Tradisi ini bertujuan untuk mensucikan daerah dan menolak bencana dan akan dilaksanakan apabila ada suatu peristiwa yang menimpa negeri atau fenomena alam yang merugikan manusia, misalnya terjadi bencana alam, gagal panen, timbulnya wabah penyakit keributan antar kehidupan manusia yang menimbulkan permusuhan dan kekacauan,” jelasnya.

Bupati Konawe bersama jajaran OPD melakukan upacara adat Mosehe Wonua di pelataran kantor bupati. (Foto: Ist)

Menurutnya, terbentuknya Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Kabupaten Konawe tidak terlepas dari perjuangan para pendahulu yang betul-betul menjaga kerukunan tersebut. Olehnya itu, jasa-jasa dan pengabdian mereka harus bisa terus dikenang sepanjang zaman.

Kery mengungkapkan, ulang tahun Konawe nanti bertepatan akhir masa jabatannya sebagai bupati yaitu 3 Maret 2023. Namun dia berharap siapapun yang menggantikan dirinya agar tetap menjaga kerukunan.

“Ulang tahun Konawe ke- 63 tahun ini  merupakan akhir masa jabatan saya. Jadi siapapun ke depan yang menjadi pemimpin kerukunan harus tetap dijaga, bersatu membangun, saling menghargai apapun yang terjadi karena apabila kita tidak saling menghargai nilai-nilai adat budaya kita bisa hilang,” terangnya.

Dia berharap apa yang sudah dibangun terhadap daerah bisa terus dilanjutkan dan dikembangkan ke depan.

“Saya harapkan kepada seluruh masyarakat Konawe, kepada anak-anak saya, orang tua saya, mari kita bangga menjadi masyarakat Konawe dan bangga menjadi masyarakat Sulawesi Tenggara,” ucap bupati dua periode itu.

Bupati Konawe bersama jajaran OPD melakukan upacara adat Mosehe Wonua di pelataran kantor bupati. (Foto: Ist)

Dirinya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga daerah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan pendidikan, agar sumber daya alam yang ada bisa dikelola dengan baik.

“Tidak lama lagi tiba 3 Maret, mudah-mudahan kita semua diberi kesehatan agar semua program bisa berjalan lancar hingga akhir masa jabatan. Hubungan silaturahmi dan kekompakan tetap dijaga, sebab apa yang kita lakukan bukan kehebatan Bupati,” urainya.

“Tidak ada yang hebat tetapi keberhasilan kita selama ini adalah kerja-kerja cerdas kita. Tidak ada satu pun di Konawe ini yang mengklaim dirinya paling hebat. Ini adalah kerja kita semua sehingga pekerjaan jangan berakhir sampai di sini tetapi kita lanjutkan untuk bagaimana menghadapi Sultra gemilang,” tutupnya.

Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan