Buteng Perkenalkan Juwawut pada Tamu HPS

  • Bagikan
Produk kemasan hasil olahan tanaman Juwawut yang di pamerkan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buteng di HPS ke - 39, Minggu (3/11/2019) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Produk kemasan hasil olahan tanaman Juwawut yang di pamerkan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buteng di HPS ke - 39, Minggu (3/11/2019) (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Dinas Pangan Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara, sediakan 25 jenis olahan pangan siap saji di stand pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) yang berlangsung sampai 5 November 2019 ini.

Salah satu pangan yang di pamerkan yakni juwawut atau biasa di kenal dengan sekoi. Tanaman ini sangat cocok di daerah bebatuan.

Kepala Dinas Pangan Buton Tengah, Sirudin, mengatakan juwawut merupakan salah satu komoditi budidaya di daerahnya sebab tanaman ini mudah tumbuh.

“Kondisi lahan di Buteng itu banyak batu jadi juwawut tinggal di hambur dan akan tumbuh begitu saja,” ujar Sirudin, Minggu (3/11/2019) saat ditemui di standnya, pameran HPS.

Dia mengatakan tanaman dan pembudidayaan juwawut saat ini sudah tidak ada di daerah lain Sultra, melainkan di kampung halamannya sendiri.

“Sepengetahuan saya hanya Buteng yang punya tanaman ini,” katanya

Masyarkat Buteng memanfaatkan Juwawut sebagai bahan makanan. Bisa di buat sebagai bubur seperti beras.

Tanaman Juwawut ini merupakan sejenis tanaman serealia yang pernah dijadikan makanan utama oleh masyarakat Asia Tenggara dan Timur sebelum mengenal padi. Jewawut memiliki bulir yang kecil sekitar 3 mm dan warnanya beragam ada hitam, ungu, jingga kecoklatan, sampai merah.

Tinggi tanaman jewawut dapat mencapai 2 meter. Ada 2 varietas jewawut yaitu untuk di konsumsi manusia dan untuk pakan burung.

Jewawut dapat mulai dipanen setelah berumur 3-4 bulan, ditandai dengan biji yang sudah mengeras dan bernas, daun bagian atas mulai menguning bahkan mengering. (Adv)

Laporan: Wa Rifin

Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan