Buton Belum Siap Lima Hari Sekolah, Ini Sebabnya

  • Bagikan
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Buton, La Ode Fasikin. (Foto: Arsip SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BUTON – Wacana penerapan lima hari sekolah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, belum bisa diterapkan di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Dinas Pendidikan Kabupaten Buton menilai, pemerintah perlu mengkaji ulang mekanisme tersebut. Mengingat daerah masih memiliki keterbatasan di aspek infrastruktur, serta sarana dan prasarana sekolah.

“Karena ada beberapa wilayah itu, terutama masih ada beberapa sekolah yang gunakan jam mengajar sore dan kalau kita terapkan kurang cocok, karena masih kekurangan sarana dan prasarana,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Buton, La Ode Fasikin, Sabtu (12/8/2017).

Selain itu, para orang tua siswa masih membutuhkan anak-anak mereka untuk membantu mengerjakan pekerjaan orang tuanya saat pulang sekolah. Para orang tua murid juga terbebani mengenai uang jajan anak selama bersekolah.

“Rata-rata masyarakat dibawah standar, karena otomatis siswa makan di sekolah, hitung saja per hari uang makannya Rp 10 ribu, kan beban orang tua juga bertambah, bagaimana kalau ortu itu anaknya lebih dari satu,” terang Fasikin.

Senada dengan salah seorang kepala sekolah SMP di Pasarwajo yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya belum bisa menerapkan lima hari sekolah, sebab hal itu justru akan membebani orang tua siswa karena jika itu diterapkan maka siswa setiap harinya akan pulang pada pukul 15.00 Wita.

“Kalalau sarana dan prasarana kita siap. Tapi siapa yang akan kasih jaminan makan mereka di sekolah, karena pasti siswa butuh makan, belum lagi anak-anak kita inikan masih akan membantu orangtuanya kalau sudah pulang sekolah,” katanya saat ditemui di Kecamatan Pasarwajo.

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 yang mengatur sekolah 8 jam sehari selama 5 hari diberlakukan mulai tahun ajaran baru yang jatuh pada Juli 2017. Namun bagi sekolah yang belum siap akan dilakukan secara bertahap.

Laporan: La Ode Ali

  • Bagikan