Cerita Sandra Abu Sayyaf Asal Kendari, Nyaris Dipenggal dan Makan Sepiring Berlima

  • Bagikan
Suryansah dengan perasaan bahagia saat tiba dirumahnya.Foto: Jumadil Muslimin UHA/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM : KENDARI – Semenjak dibebaskan bersama 9 Warga Negara Indonesia (WNI) lain, Minggu (01/05/201616), korban penyanderaan oleh prompak kelompok Abu Sayyaf asal Kota Kendari, Suryansah rupanya belum bisa melupakan peristiwa yang dialaminya itu.

 

Ditemui SULTRAKINI.COM dikediamannya, Selasa (3/5/2016), Suryansah bahkan masih bisa secara detail menceritakan detik-detik penangkapan dirinya, bersama Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Brahma 12 sampai akhir pembebasanya, awal Mei lalu.

 

Diceritakan Suryansyah, prompak Abu Sayyaf menghentikan kapal yang ditumpanginya Sabtu (26/03/2016), sekitar jam 3 sore waktu setempat, disekitar perbatasan Indonesia dan Philipina. Para milisi itu, beranggotakan sekitar 10 hingga 11 orang bersenjata. Mereka mendatangi kapal, dengan menggunakan 2 unit speed boat double mesin.

 

Setelah kapal dihentikan, para perompak tersebut langsung naik ke kapal Brahma 12 dan langsung menodongkan senjata. kepada para ABK, perompak mengaku sebagai polisi, ini dikuatkan dengan seragam yang bertuliskan PNP atau Polisi Nasional Philipin yang dikenakan oleh mereka. Namun saai itu, Suryansah sudah menduga ada yang tidak beres. Karena sepengetahuannya, didaerah tersebut memang tidak pernah ada patroli polisi. (Baca juga: Abu Sayyaf Bebaskan Warga Kendari, Idawati : Suami Saya Pakai Baju Biru )

 

\”Mereka (perompak) bertanya kepada kami, kalian dari mana?, terus kami jawab kami dari Indonesia. Tapi mereka berkeras ah tidak, kalian pasti dari Malaysia, terus kami jawab lagi kami dari Indonesia, disitu mereka bilang, wah kalau begitu kami salah tangkap, tapi apa boleh buat karna kami sudah terlanjur naik jadi harus di lanjutkan,\” jelas Suryansah saat mempraktikan percakapan perompak dengan ABK.

 

Selanjutnya kata Suryansyah, para perompak langsung mengikat tangan ABK kapal Brahma 12. Namun salah seorang ABK bernegosiai dengan para prompak untuk melepaskan ikatan tangan mereka. \”Saat itu ada teman saya yang berkata pada perompak, begini aja pak kita damai saja kita tidak akan lari kok, nah disitu perompaknya bilang, oke kalau kalian lari saya tembak kalian,\” ungkap Suryansah.

 

Negosiasinya berhasil, perompak akhirnya tidak jadi mengikat tangan para ABK. Saat itu, bersama seluruh ABK, Kapal Brahma 12 lalu dibawa prompak, ke Provinsi Tawitawi, Philipina dan tiba disana sekitar jam 12 malam.

 

Setibanya di Provinsi Tawitawi, para ABK langsung dijemput oleh sekelompok pria bersenjata. Mereka dinaikan ke 3 perahu berbeda untuk selanjutnya dibawa ke Pulau Sulu, dengan perjalanan dari jam 2 malam hingga jam 2 siang waktu setempat.

 

Selama disandra oleh para perompak kelompok Abu Sayyaf, Suryansah mengaku tidak pernah mendapat perlakuan kasar. \”Mereka bilang kalau ada salah satu dari kalian yang terluka, kami malu sama orang Indonesia, kami tidak mau menambah musuh,\” kata Suryansah mengulang ucapan perompak.

 

Namun, untuk makan, kondisi mereka tergolong sangat memprihatinkan. Mereka diberi makan hanya 2 kali dalam sehari yakni pada jam 9 pagi dan jam 5 sore, itupun hanya sepiring untuk berlima. \”Pokoknya apa yang mereka makan ya itu juga yang kita makan,\” tutur Suryansah.

 

Untuk menghindari kejaran tentara Philipina, para prompak selalu memindahkan Suryansah bersama ABK lain, hingga 3 sampai 4 kali dalam sehari. Mereka berjalan kaki menyusuri dihutan dengan pengawalan ketat.

 

Saat dua hari sebelum penjemputan, para ABK nyaris mengalami hal buruk. Betapa tidak, para perompak meminta 3 orang dari 10 ABK yang ditahan untuk dipenggal. Ini dikarenakan gagalnya penjemputan sesuai dengan jadwal yang sudah dijanjikan oleh Pemerintah Indonesia. Namun beruntung, aksi pemenggalan urung dilakukan hingga mereka dilepaskan.

 

Sebelum pembebasan, tutur Suryahah, mereka dibawa di sebuah pulau, selanjutnya digiring menaiki sebuah mobil, lalu dibawa ke kerumah Gubernur Daerah Sulu. Saat itulah, Suryansah bersama rekan ABK lainnya dapat bernafas dengan lega hingga akhirnya dapat kembali ke tanah air dengan selamat.

 

Suryansah tiba di bandara Halu Oleo Kendari Selasa (03/05/16), sekitar pukul 16:30 WITA. Sambutan meriah dari sanak keluarga mengiringi kedatangannya. Begitu tiba dirumah, keluarganya langsung menggelar do\’a dan syukuran.

  • Bagikan