Curah Hujan Tinggi, Tiga Daerah Ini di Sultra Waspada Banjir

  • Bagikan
Ilustrasi. Foto: IST
Ilustrasi. Foto: IST

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Intensitas dan tingginya curah hujan, Stasiun Klimatologi Sulawesi Tenggara mengimbau agar tiga daerah ini di Sulawesi Tenggara untuk waspada bencana hidrometeorologi atau banjir.

Ketiga daerah itu, yakni Kolaka Utara, Konawe, dan Konawe Utara.

Kepala Stasiun Klimatologi Sulawesi Tenggara, Aris Yunatas, MP, mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk tanggal 01-02 Agustus 2022, perlu diwaspadai potensi SIAGA di wilayah Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

“Hasil tindak lanjut rapat koordinasi pada 31 Juli 2022 terjadi potensi cuaca ekstrem wilayah Sultra dan Sulawesi Tengah. Mohon diinfokan waspada bencana hidrometeorologi (banjir) untuk wilayah Kolaka Utara, Konawe Utara dan Konawe, karena tingginya potensi curah hujan di wilayah tersebut,” kata Aris, Minggu (31 Juli 2022).

Dia menjelaskan, daerah-daerah yang harus waspada banjir di Sulawesi Tenggara meliputi; Konawe Utara, yakni: Oheo; Lasolo Kepulauan; Molawe; Asera; Lembo; Wowolesea; dan Andowia, Kolaka Utara, meliputi: Porehu; Batu Putih;  Pakue Utara; Pakue Tengah, sedangkan Konawe meliputi: Abuki; Tongauna Utara; Tongauna; Anggaberi; Wonggeduku; Wonggeduku Barat; Uepai; Wawotobi; Anggotoa; Unaaha; Meluhu; dan Amonggedo.

Sementara Sulawesi Tengah meliputi, Kota Palu: Mantikulore, Ulujadi, Palu Timur, Palu Barat, Tatanga, dan Palu Selatan. Wilayah Sigi: Kinovaro, Sigi Biromaru, Dolo, Marawola. Parigi Moutong: Balinggi, Torue. Poso: Poso Kota Selatan, Poso Kota Utara, Poso Kota, Lage, Poso Pesisir, Poso Pesisir Selatan.

Aris menjelaskan, prakiraan hujan lebat diperkirakan akan terjadi selama 3 hari mulai 31 Juli – 2 Agustus 2022 dengan potensi bencana hidrometeorologi (banjir).

Dia juga menyebutkan bahwa penyebab hujan lebat dikarenakan adanya anomali cuaca buruk di tiga wilayah sultra itu. Hasil analisa anomali cuaca tinggi di tiga kabupaten itu, yaitu suhu muka laut yang cukup hangat memicu pertumbuhan awan konvektif (awan Cumulus Nimbus) ditambah lagi kelembaban pada ketinggian 850 mb diatas 95%.

Selain itu, juga disebabkan oleh MJO (maden julian oscilation) aktif di wilayah Indonesia (maritim continen) Sultra, sehingga meningkatkan awan-awan konvektif di wilayah Sultra khususnya 3 kabupaten itu.

“Dan juga adanya penumpukan massa udara (shearline) di wilayah Sultra yang menimbulkan potensi pertumbuhan awan konvektif,” jelas Aris.

Berkaitan dengan kewaspadaan itu, BMKG Provinsi Sulawesi Tenggara juga telah menyurati masing-masing bupati dan mengimbau kepada masyarakat dan stakeholder terkait agar meningkatkan kesiapsiagaan dan waspada akan dampak dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti, banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.


Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan