Dalam 10 Tahun Terakhir, Aisyiyah Temukan 34.234 Gejalah TBC di Muna

  • Bagikan
Pertemuan Pemangku Kepentingan Untuk Penguatan Program dan Organisasi TBC di Daerah, (Foto: LM Nur Alim/SULTRAKINI.COM)
Pertemuan Pemangku Kepentingan Untuk Penguatan Program dan Organisasi TBC di Daerah, (Foto: LM Nur Alim/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, Lembaga Aisyiyah menemukan sebanyak 34.234 orang yang memiliki gejala penderita Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Muna.

Wakil Ketua Aisyiyah Kabupaten Muna, Sitti Rabiah mengatakan, penyakit TBC dari tahun ketahun terus meningkat, namun dengan kerja-kerja Aisyiyah di lapangan dan bermitra dengan Dinas Kesehatan, penyebaran penyakit TBC di masyarakat dapat ditemukan dan tingkat kesembuhan penyandang TBC sangat signifikan.

“Dari Januari 2010 sampai dengan bulan Oktober 2020 Aisyiyah berhasil menemukan orang yang bergejala TBC berjumlah 34.234 orang, yang dinyatakan positif sebanyak 4.658 orang dan yang sembuh senyak 4.334 orang,” ungkap Rabiah, usai melakukan Pertemuan Pemangku Kepentingan Untuk Penguatan Program dan Organisasi TBC di daerah, Selasa (8/12/2020).

Dia melanjutkan, di Muna mendapat peringkat kedua penyadang penyakit TBC terbanyak setelah Kota Kendari. Oleh sebab itu, Aisyah berkomitmen memutus matarantai TBC dengan segala cara.

“Walau tak lagi mendapatkan lembaga donor, kita berkomitmen untuk melanjutkan program penanggulangan penyakit TBC. Kita sudah melakukan lobi eksekutif dan legislatif bagaimana program dari kegiatan ini tetap terfasilitasi, demi tujuan memutus mata rantai penyebaran TBC guna menurunkan angkan kematian dan meningkatkan angka kesembuhan,” ucapnya.

Dia menjelaskan, gejala TBC dapat dilihat dari beberapa gejala, yakni batuk berdahak secara terus lebih dari dua minggu dan disertai gejala tambahan batuk berdarah, nyeri dada, sesak napas, berkeringat di malam hari tanpa aktifitas demam meriang lebih dari sebulan, napsu makan berkurang, dan berat badan menurun.

Dia berharap, Pemerintah bisa membantu pendanaan dalam kerja memutus matarai TBC di Muna.

“Walau sudah membantu tahun 2018 sampai 2020 dalam menjalankan kerja sosial ini. Kami berharap dapat terfasilitasi oleh pemerintah dalam menjalankan kerja ini. Kami juga menginginkan agar kebijakan regulasi terealisasikan, kami sudah menyusun dan berjuang melahirkan peraturan daerah tentang penanggulangan TBC di Muna sebagai payung hukum, mudah mudahan di Tahun 2021, Perda itu bisa lahir karena drafnya sudah kita masukan di DPRD,” ungkapnya.

Untuk diketahui, kader Aisyiyah yang bergerak dalam kerja pemutusan TBC di Muna sebanyak 190 orang yang tersebar di 22 Kecamatan, merekalah yang bersama masyarakat mencari penderita TBC, mendampingi ke unit layanan kesehatan untuk pemeriksaan tambahan, proses hitung, melakukan penyuluhan.

“Membantu pasien TBC waktunya cukup lama, 6 sampai 9 bulan hingga dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan, kemudian melakukan kegiatan pencatatan dan pelaporan,” tutup Rabiah. (B)

Laporan: LM Nur Alim
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan