SULTRAKINI.COM: Dalam upaya memajukan Sulawesi Tenggara (Sultra) maka Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, mengarahkan pembangunan berbasis data melalui sebuah program ambisius berbasis aplikasi. Pembangunan di provinsi tersebut diarahkan menggunakan aplikasi Data Desa Presisi (DDP), sebuah aplikasi teknologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Arahan itu disampaikan oleh melalui rapat koordinasi yang melibatkan DPRD, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Tingkat I dan II, serta akademisi. Sejumlah bupati dan wali kota pun ikut hadir.
Sebelumnya, DDP telah digunakan di 13 provinsi di Indonesia dan kini menjadi fokus dalam pembangunan Sultra.
Apa itu Data Desa Presisi alias DDP, dan apa manfaatnya untuk Sulawesi Tenggara? Berikut analisis jurnalis SultraKini.com:
Data Desa Presisi (DDP): Melangkah Lebih Dekat ke Masyarakat
Aplikasi DDP adalah terobosan penting dalam memahami dinamika masyarakat desa secara mendalam. DDP adalah sebuah platform berbasis teknologi yang menggali, menganalisis, dan mengelola data dengan presisi pada tingkat desa.
Ini tidak hanya tentang jumlah penduduk atau infrastruktur, tetapi juga merambah ke aspek ekonomi, pertanian, kesehatan, dan pendidikan. Keistimewaan DDP terletak pada akurasi tinggi dan kemampuannya menggambarkan data secara visual, memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pemerintah dan pembuat kebijakan.
Dengan data yang terperinci ini, kebijakan pembangunan dapat diarahkan dengan lebih tepat, menciptakan dampak positif yang lebih besar di masyarakat.
Kontribusi DDP pada Pembangunan Berbasis Data Presisi
DDP membuka pintu untuk mengatasi tantangan-tantangan pembangunan lokal. Dengan mengidentifikasi masalah-masalah khusus di tingkat desa, pemerintah dapat merancang solusi yang lebih terfokus.
Hal ini juga memungkinkan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien dan memantau kemajuan proyek-proyek pembangunan secara real-time.
Di Sultra, implementasi DDP di Kabupaten Kolaka Utara menandai langkah awal yang ambisius untuk mengoptimalkan potensi daerah dan meraih keberhasilan dalam sektor-sektor kunci.
Mendukung Program Pembangunan Berbasis Data
Dalam konteks Sultra, setelah diterapkan di Kolaka Utara maka segera disusul oleh Pemkot Baubau. Pj Wali Kota Baubau, Rasman Manafi, menunjukkan tekad untuk memperkuat landasan kebijakan pembangunan. Keputusan untuk mengadopsi DDP pada tahun 2024 adalah langkah cerdas yang memanfaatkan pengetahuan lokal. Dengan menggabungkan teknologi mutakhir dan keahlian akademisi maka Kota Baubau segera melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.
Hal itu juga akan diterapkan oleh Rasman pada delapan kegiatan percepatan penanganan kondisi Kota Baubau sebagai langkah konkret dalam mewujudkan visi presisi ini. Ia mengambil langkah-langkah taktis untuk mengatasi inflasi, kemiskinan, stunting, dan investasi, sementara tetap mempertahankan kondisi sosial dan politik yang stabil.
Integrasi Teknologi dan Pengetahuan Lokal untuk Sultra Maju
Implementasi DDP di Sultra adalah cerminan dari integrasi yang cerdas antara teknologi dan pengetahuan lokal. Hal ini bukan hanya tentang mengumpulkan data, tetapi juga tentang memahami dan merespons kebutuhan masyarakat secara mendalam.
Keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Dengan Data Desa Presisi, Sultra mengambil langkah besar menuju masa depan yang lebih maju, adil, dan sejahtera. (M Djufri Rachim)