DCJ dan Kedubes AS Melatih Jurnalis dan Dosen soal Visualisasi Data

  • Bagikan
Peserta pelatihan jurnalisme data foto bersama mentor dan pihak Kedubes AS usai penutupan kegiatan secara daring pada Minggu (15/8/2021) sore. Foto: IST.
Peserta pelatihan jurnalisme data foto bersama mentor dan pihak Kedubes AS usai penutupan kegiatan secara daring pada Minggu (15/8/2021) sore. Foto: IST.

SULTRAKINI.COM: Sebanyak 30 peserta terdiri dari jurnalis, dosen, dan mahasiswa jurnalistik usai mengikuti pelatihan jurnalisme data dan komputasi untuk peliputan COVID-19 yang diselenggarakan lembaga Data and Computational Journalism (DCJ) Workshop and Conference didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Minggu (15 Agustus 2020).

“Pelatihan ini merupakan titik awal bagi jurnalis untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diberikan untuk diaplikasikan dalam karya jurnalistiknya,” ujar Atase Press Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta, Michael Quinlan, dalam sambutan penutupan yang dilakukan secara virtual.

Seri pelatihan ini diberikan untuk peserta yang berdomisili Banjarmasin, Maluku, dan sekitarnya. Termasuk Pemred SultraKini.com, M Djufri Rachim.

Pelatihan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta untuk menganalisis data secara lebih kritis dan akurat guna menjelaskan realita pandemi secara lebih baik.

Dalam situasi luar biasa seperti pandemi, jurnalis memiliki peran penting dengan memberikan informasi situasi terkini dan berita terbaru terkait COVID-19 – seperti kasus, kebijakan pemerintah, tanggapan masyarakat, temuan ahli medis, analisis di bidang kesehatan dan masih banyak lagi – kepada publik. Jurnalis dalam hal ini berada di barisan depan dalam memerangi disinformasi kepada publik.

Munculnya berbagai data terkait COVID-19, baik dari pemerintah maupun lembaga non profit (LSM) dapat membantu jurnalis untuk menghasilkan pemberitaan yang lebih baik dengan memberikan analisis mendalam namun sebaliknya juga bisa membingungkan jurnalis.

Alasannya, sebagian data terkadang tidak konsisten dan terintegrasi di antara berbagai organisasi dan lembaga pemerintah. Tidak hanya itu, minimnya pengetahuan tentang jurnalisme data – membedakan data dengan format benar dan tidak –  juga menghambat jurnalis untuk memahami dan mengolah data dari narasumber. Oleh karena itu, DCJ menyadari pelatihan sangat penting dilakukan untuk jurnalis.

“DCJ bertujuan untuk membekali wartawan dengan keterampilan dan pengetahuan yang luas untuk menangani dan meminimalkan kesalahan atau disinformasi sebelum, selama, dan setelah wabah. Menghadirkan pakar AS dan Indonesia baik di bidang jurnalisme maupun teknologi dalam panel diskusi dan praktik langsung akan membangun jaringan yang kokoh dan memperkuat kemitraan bagi kedua negara,” kata Project Officer DCJ 2021, Utami Diah Kusumawati.

Pelatihan DCJ ini merupakan rangkaian pelatihan keempat yang telah dilaksanakan oleh DCJ 2021. Sebelumnya, DCJ telah mengadakan pelatihan di Jakarta (DKI Jakarta), Surabaya (Jawa Timur), Makassar (Sulawesi Timur). Selanjutnya, DCJ akan melanjutkan rangkaian pelatihan di kota Banjarmasin (Kalimantan Timur) dan Ambon ( Maluku).

“Pelatihan ini menyoroti praktik jurnalisme data, tantangan dan peluangnya di Indonesia selama pandemi baik di ruang redaksi di ibu kota Jakarta maupun provinsi lain dengan kasus COVID-19 tinggi, menampilkan praktik terbaik jurnalisme data, mengeksplorasi teknologi yang muncul serta untuk bertukar pengetahuan tentang jurnalisme data dan teknologi antara para ahli dari AS dan Indonesia pada saat puncak acara, yakni konferensi internasional DCJ 2021,” tutup Annissa Mutia, Communication Lead DCJ 2021.

Laporan: Shen Keanu (Sumber Rilis Humas DCJ)

  • Bagikan