Deflasi Sultra Turun Gara-gara Ikan Segar dan Sayuran

  • Bagikan
Komoditas ikan segar di Pasar Andounohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. (Foto: Rifin/SULTRAKINI.COM)
Komoditas ikan segar di Pasar Andounohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. (Foto: Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Penurunan harga bahan makanan ikan segar dan sayur-sayuran di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mengakibatkan rendahnya deflasi di September 2018, yakni berada di angka 0,65 persen dibandingkan bulan sebelumnya 1,62 persen.

Komoditas ikan segar pada September tercatat mengalami deflasi 3,05 persen (mtm) yang dipicu penurunan harga pada beberapa jenis ikan, di antaranya ikan kembung -7,11 persen (mtm), ikan cakalang -5,09 persen (mtm), ikan bandeng -6,40 persen (mtm), dan ikan rambe -5,23 persen (mtm).

Penurunan harga lebih dalam terjadi pada komoditas sayur-sayuran dengan catatan deflasinya 10,07 persen (mtm). Terutama tomat sayur, kacang panjang, dan bayam masing-masing sebesar -32,69 persen (mtm), -15,46 persen (mtm), dan -9,08 persen (mtm). Namun deflasi pada kelompok bahan makanan tersebut sedikit tertahan dengan inflasi untuk beberapa komoditas seperti ikan layang dan terong panjang.

Secara spasial, Kota Kendari dan Kota Baubau mencatatkan deflasi masing-masing sebesar 0,54 persen (mtm) dan 0,96 persen (mtm) sehingga inflasi tahunan Sultra tercatat 1,40 persen sedangkan inflasi tahunan Kota Kendari 1,70 persen serta Kota Baubau 0,61 persen.

“Perkembangan harga di Sultra searah dengan perkembangan nasional, pada September 2018 juga mencatatkan deflasi 0,18 persen (mtm) sehingga secara tahunan inflasi tercatat 2,88 persen (yoy),” ujar Kepala Tim Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Surya Alamsyah Senin (1/10/2018).

Dampak penurunan deflasi juga diakibatkan faktor cuaca yang tidak kondusif.

Laporan: Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan