Demam Nilam Landa Warga Butur

  • Bagikan
ilustrasi

SULTRAKINI.COM: BUTUR – Sebagian besar warga Kulisusu Barat (Kulbar) mulai beralih profesi sebagai petani nilam. Mereka tidak lagi merambah hutan, tetapi memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami nilam.

 

Berdasarkan data yang dirilis pihak kecamatan, lebih dari 200 hektar lahan warga telah ditumbuhi nilam dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter. Dari sekian desa yang ada di kecamatan tersebut, Desa Labulanda yang paling luas, sekitar 80 hektar. Sisanya tersebar di Desa Soloy Agung, La Uki, Kotawo dan Lambale.

 

Camat Kulbar, La Ode Abdul Salam menagatakan, demam nilam telah merambah warga Kulbar. Sehingga banyak warga beralih profesi sebagai petani nilam.

 

\”Di Desa Labulanda tidak ada lagi yang merambah hutan. Mereka memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk ditanami nilam,\” kata Abdul Salam saat ditemui di aula Bappeda Butur, Rabu (16/3/2016).

 

Ia menambahkan, demam nilam bukan hanya terjadi pada warga lokal, tetapi warga transmigrasi pun mulai menanam bibit nilam, seperti di Desa Karya Bakti dan Marga Karya. Sayangnya, Salam tidak mengetahui secara pasti berapa hektar nilam di dua desa tersebut.

 

\”Kalau Desa Labulanda, Kotawo, Lambale, La Uki dan Soloy kurang lebih 200 hektar. Sementara Marga Karya dan Karya Bakti saya belum dapat datanya,\” katanya.

 

Dijelaskan, dalam 1 hektar bisa menampung 10 ribu pohon nilam. Namun Salam belum mengetahui secara pasti berapa kilo gram minyak nilam setelah dilakukan penyulingan dengan luas lahan sehektar. \”Kita belum tau berapa hasil panen dalam 1 hektar. Kan baru berjalan dua bulan,\”imbuhnya.

 

Masa panen nilam, lanjut dia, hanya terjadi enam bulan sekali. Nilam yang telah tumbuh bisa tiga kali panen, dan setelah itu dilakukan peremajaan atau penanaman bibit baru.

 

Salam menambahkan, ke depan kendala yang dihadapi petani nilam adalah alat penyulingan yang belum memadai. Sekali pun ada bantuan dua unit alat penyulingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

 

\”Paling sedikit 10 unit alat penyulingan. Kalau hanya 2 tidak akan cukup untuk memenuhi 200 hektar,\” jelasnya.

 

Dalam 100 kilo gram daun niam bisa menghasilkan minyak 2 kilo gram setelah dilakukan penyulingan. \”Desa La Uki dan Soloy sudah perna menyuling, tapi hasilnya saya belum tau berapa kilo mereka dapat,\” akunya.

 

Berapa banyak kelompok tani yang menanam nilam? Salam menjelaskan, sampai saat ini belum ada kelompok tani nilam di Kulbar. \”Belum ada. Tapi saya sudah sampaikan kepala desa agar mengkoordinir petani nilam untuk membuat kelompok-kelompok agar mudah dikontrol,\” tuntasnya.(C)

 

Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan