Demi Menyambung Hidup, Pedagang Pasar Wuawua Berdagang di Pinggir Jalan

  • Bagikan
Sejumlah pedagang Pasar Sentral Wuawua Kendari memilih berdagang di luar pasar demi mendapatkan pembeli. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Sejumlah pedagang Pasar Sentral Wuawua Kendari memilih berdagang di luar pasar demi mendapatkan pembeli. (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Sejumlah pedagang Pasar Sentral Wuawua Kendari terpaksa mendirikan lapak darurat di pinggir jalan, tepat di depan bangunan pasar itu. Mereka pun berdagang di pinggir jalan demi menyambung hidup.

Sunyinya pembeli memicu pedagang mendirikan lapak dagangan. Umumnya, pedagang ikan sampai pedagang sayur menempati lokasi tersebut. Mereka mengaku, sunyinya pembeli mengakibatkan dagangan mereka rusak hingga kedaluwarsa. Alhasil, jangankan untung didapatkan, mengembalikan modal saja sulit dirasakan pedagang. Terlebih beberapa dari pedagang harus meminjam modal dagangan.

Misalnya Iwan. Pedagang ikan Pasar Sentral Wuawua Kendari ini membuka lapak dagangan di luar bangunan pasar lantaran kurangnya pembeli jika bertahan di dalam pasar. Dia mengeluh, untuk laku Rp 100 sangat sulit, bahkan tidak mendapatkan pembeli dalam sehari.

“Mau diapa juga, meskipun kita dilarang di sini (berdagang di luar bangunan pasar), kita juga mau cari hidup, kalau tidak ada yang laku bagaimana mi kasian, baru kita mau bayar lagi cicilan. Kalau di luar sini alhamdulilah ada mi juga pembeli,” ucap Iwan kepada SultraKini.Com, Kamis (10/1/2019) sembari berharap ada perhatian dari Pemerintah Kota.

Senasib dengan Iwan, Bahri juga terpaksa berjualan di luar bangunan pasar. Jadi apa yang dilakukan oleh para pedagang itu hanyalah sebagian upaya kecil demi bertahan hidup karena kondisi di dalam pasar sepi pembeli.

“Mereka ini hanya bertahan hidup, kalau bertahan berjualan di dalam itu kondisinya sepi, apalagi pedagang ini banyak yang mengambil pinjaman uang di luar, modal seperti di bank untuk beli los. Kalau bertahan di dalam (pasar), mereka tidak punya pemasukkan untuk membayar utang pinjaman itu,” jelas Bahri yang juga Wakil Ketua Forum Pedagang Sentral Wuawua Kendari.

Pantauan SultraKini.Com, lebih dari 25 pedagang ikan dan sayur berjualan di luar bangunan pasar. Ada juga penjual pernak pernik dan pakaian.

Bahri menambahkan, sepinya pembeli diduga masih beroperasinya pasar-pasar ilegal atau pasar lainnya, seperti Pasar Panjang.

“Penyebabnya Pemerintah Kota tidak pernah tegas dengan adanya pasar-pasar ilegal, seperti Pasar Pagi yang penertibannya tidak kunjung tuntas,” tambah Bahri.

Menurutnya, pedagang bersedia pindah ke dalam bangunan pasar dan membongkar lapak mereka, apabila Pemkot menutup semua pasar bayangan, termasuk Pasar Panjang.

“Kalau semua pasar bayangan itu sudah ditertibkan, tidak ada lagi, kami yakin pasar sentral ini ramai. Kalau sudah ramai kembali, tanpa disuruhpun kami akan bongkar lapak-lapak yang di luar ini. Kami hanya tunggu ketegasan pemerintah,” sambungnya.

Sepinya pembeli di pasar dua lantai ini dirasakan pedagang tak lama bangunan itu diresmikan pada 2016 oleh Wali Kota Kendari, Asrun saat itu.
Pasar ini dibangun setelah terbakar pada 2010. Pedagang pasar kemudian direlokasi di Jalan Sorumba, Kota Kendari dalam satu kawasan dengan nama Pasar Panjang.

(Baca: “Pasar Wuawua Pasar Pejabat, Bukan Pasar Rakyat”)

(Baca juga: Pedagang Pasar Panjang Tolak Direlokasi, Ini Penyebabnya)

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan